Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie mengajurkan Menteri Agama Fachrul Rozi untuk menjalin komunikasi dengan organisasi masyarakat (ormas) berbasis agama Nahdlatul Ulama (NU) untuk meredam berbagai polemik yang timbul atas pelantikan dirinya.

"Saya anjurkan Menteri Agama untuk segera menjalin komunikasi eksternal dengan sejumlah ormas, tidak hanya agama Islam, tapi lintas agama," ujar Jimly di Jakarta, Kamis.

Disebutkan bahwa ormas NU kecewa terhadap penunjukan Fachrul Razi menjadi menteri agama, padahal NU selama ini paling kerap mendapatkan jatah mengisi kursi itu.

Jimly mengatakan komunikasi dengan berbagai ormas agama, termasuk NU penting dilakukan guna meyakinkan mereka bahwa mantan jenderal TNI Angkatan Darat itu tepat menjadi orang nomor satu di lingkungan Kementerian Agama.

"Menteri Agama harus segera menjalin komunikasi eksternal untuk meyakinkan dia tepat menjadi Menteri Agama. apalagi ormas yang banyak jasanya seperti NU," kata Anggota Dewan Perwakilan Daerah itu.

Selain komunikasi eksternal, Jimly juga menyarankan agar Fachrul Razi melakukan komunikasi internal dengan seluruh jajaran Kementerian Agama, guna memahami budaya, struktur dan aturan yang selama ini diterapkan.

Sebelumnya Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) PBNU mengatakan bahwa Fachrul Razi tak berpengalaman dalam isu pendidikan Islam di bawah Kementerian Agama, dari pesantren, madrasah, perguruan tinggi keagamaan Islam (Ma'had Aly) hingga satuan pendidikan diniyah formal.

Fachrul Razi merupakan bekas perwira tinggi militer. Ia adalah wakil panglima TNI tahun 1999 hingga 2000, dalam dua pemilihan presiden terakhir ia berkampanye untuk Jokowi.

Fachrul adalah satu dari sedikit menteri agama kedua dari kelompok militer, setelah Alamsjah Ratu Prawiranegara tahun 1978 dan Tarmizi Taher pada 1993.

Jabatan menteri agama pun belasan kali diduduki perwakilan NU. Setidaknya lima menteri agama terakhir berasal dari ormas Islam ini.

Pewarta: Fathur Rochman

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019