Makam H Abdullah Amu yang menjabat Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) pada periode 27 April 1966 hingga 2 Maret 1967 telah resmi dipindahkan dari Desa Moluo, Kecamatan Kwandang, Kabupaten Gorontalo Utara ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Pentadio, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo.
Proses upacara pemindahan makam ini digelar dalam upacara militer yang berlangsung khidmat, Sabtu. Deputi Sisnas Dewan Ketahanan Nasional, Mayjen TNI Afanti S. Uloli bertindak sebagai inspektur upacara.
Prosesi pemindahan makam juga dihadiri Wakil Gubernur Gorontalo H. Idris Rahim, Bupati Gorontalo Utara Indra Yasin, Ketua BKOW Provinsi Gorontalo Nurinda Rahim, dan sejumlah keluarga besar almarhum H. Abdullah Amu.
"Atas nama negara dan TNI kami mengucapkan terima kasih kepada Pemprov Gorontalo yang telah melaksanakan pemindahan makam almarhum dari Desa Moluo ke TMP Pentadio," kata Mayjen TNI Afanti S. Uloli di sela-sela proses upacara.
Dalam kesempatan itu, Wagub Gorontalo, H Idris Rahim mengatakan, pemindahan makam tersebut merupakan bentuk penghargaan pemerintah dan seluruh masyarakat Provinsi Gorontalo atas jasa-jasa almarhum sebagai salah satu tokoh pejuang kemerdekaan.
"Almarhum adalah tokoh pejuang dan sudah seharusnya dimakamkan di TMP ini. Pemindahan makam ini merupakan bentuk penghargaan kita atas jasa-jasa almarhum," ujarnya.
Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan sebagai salah satu cicit mantan Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) ke-4 almarhum H. Abdullah Amu turut menghadiri upacara prosesi pemindahan makam.
Ia mengaku, pemindahan makam tersebut telah disetujui bersama keluarga besar almarhum.
"Almarhum kakek H. Abdullah Amu adalah tokoh kebanggaan keluarga termasuk masyarakat Gorontalo Utara. Pengorbanan, pikiran dan tenaga almarhum akan terus kita kenang sepanjang masa," singkatnya.
Diketahui almarhum H. Abdullah Amu merupakan pria kelahiran Gorontalo, 2 Agustus 1912.
Almarhum H. Abdullah Amu meninggal dunia pada 27 Juni 1991 dan dikebumikan di Desa Moluo, Kwandang, Kabupaten Gorontalo Utara, kemudian dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Pentadio, Kabupaten Gorontalo.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019
Proses upacara pemindahan makam ini digelar dalam upacara militer yang berlangsung khidmat, Sabtu. Deputi Sisnas Dewan Ketahanan Nasional, Mayjen TNI Afanti S. Uloli bertindak sebagai inspektur upacara.
Prosesi pemindahan makam juga dihadiri Wakil Gubernur Gorontalo H. Idris Rahim, Bupati Gorontalo Utara Indra Yasin, Ketua BKOW Provinsi Gorontalo Nurinda Rahim, dan sejumlah keluarga besar almarhum H. Abdullah Amu.
"Atas nama negara dan TNI kami mengucapkan terima kasih kepada Pemprov Gorontalo yang telah melaksanakan pemindahan makam almarhum dari Desa Moluo ke TMP Pentadio," kata Mayjen TNI Afanti S. Uloli di sela-sela proses upacara.
Dalam kesempatan itu, Wagub Gorontalo, H Idris Rahim mengatakan, pemindahan makam tersebut merupakan bentuk penghargaan pemerintah dan seluruh masyarakat Provinsi Gorontalo atas jasa-jasa almarhum sebagai salah satu tokoh pejuang kemerdekaan.
"Almarhum adalah tokoh pejuang dan sudah seharusnya dimakamkan di TMP ini. Pemindahan makam ini merupakan bentuk penghargaan kita atas jasa-jasa almarhum," ujarnya.
Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan sebagai salah satu cicit mantan Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) ke-4 almarhum H. Abdullah Amu turut menghadiri upacara prosesi pemindahan makam.
Ia mengaku, pemindahan makam tersebut telah disetujui bersama keluarga besar almarhum.
"Almarhum kakek H. Abdullah Amu adalah tokoh kebanggaan keluarga termasuk masyarakat Gorontalo Utara. Pengorbanan, pikiran dan tenaga almarhum akan terus kita kenang sepanjang masa," singkatnya.
Diketahui almarhum H. Abdullah Amu merupakan pria kelahiran Gorontalo, 2 Agustus 1912.
Almarhum H. Abdullah Amu meninggal dunia pada 27 Juni 1991 dan dikebumikan di Desa Moluo, Kwandang, Kabupaten Gorontalo Utara, kemudian dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Pentadio, Kabupaten Gorontalo.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019