Ribuan pelari dari berbagai kota di Sulawesi mengikuti gelaran Run 10K atau lari 10 kilometer yang diselenggarakan Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Gorontalo.
Lomba lari 10 kilometer yang memperebutkan total bonus sebesar Rp50 juta itu dilepas oleh Wakil Gubernur Gorontalo Idris Rahim di rumah jabatan Gubernur Gorontalo, Sabtu.
“Lomba ini merupakan wadah pembinaan sekaligus momen untuk mencari bibit-bibit pelari Gorontalo yang kelak bisa berprestasi di kancah nasional dan internasional,” kata Wagub.
PASI Gorontalo Run 10K diikuti oleh pelari tuan rumah Gorontalo, serta pelari dari Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tengah.
Ketua Pengprov PASI Gorontalo Weni Liputo menjelaskan lomba itu untuk memotivasi para atlet lari Gorontalo untuk meningkatkan kemampuannya sehingga bisa berkompetisi dengan atlet-atlet dari regional Sulawesi.
“Kami ingin memotret kondisi pelari Gorontalo sejauh mana mereka bisa berkompetisi dengan pelari dari luar Gorontalo,” jelasnya.
Weni menambahkan ke depan Pengprov PASI Gorontalo akan memrogramkan sejumlah kejuaraan lari berskala lokal, regional, maupun nasional.
Ia meminta kepada komunitas lari yang saat ini mulai berdiri di Gorontalo, untuk mempersiapkan para atletnya dengan program latihan yang fokus dan terarah.
“Komunitas lari harus bisa menangani klubnya lebih baik, mana yang sifatnya olahraga untuk kesehatan dan mana yang orientasinya pada prestasi. Kami berharap komunitas lari ini bisa melahirkan pelari berprestasi yang dapat mengharumkan nama Gorontalo,” tambahnya.
Lomba lari 10 kilometer dibagi dalam dua kategori, yakni kelas putra dan putri.
Juara pertama pada kelas putra, yaitu pelari dari Klub Riot atas nama Syamsudin Massa yang menerima bonus sebesar Rp8 juta.
Untuk kelas putri, juara pertama diraih oleh Ana dari Manado, Sulawesi Utara, dengan hadiah sebesar Rp5 juta.
Lomba tersebut sebelumnya akan dibuka oleh Menpora RI Zainudin Amali, namun batal.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019
Lomba lari 10 kilometer yang memperebutkan total bonus sebesar Rp50 juta itu dilepas oleh Wakil Gubernur Gorontalo Idris Rahim di rumah jabatan Gubernur Gorontalo, Sabtu.
“Lomba ini merupakan wadah pembinaan sekaligus momen untuk mencari bibit-bibit pelari Gorontalo yang kelak bisa berprestasi di kancah nasional dan internasional,” kata Wagub.
PASI Gorontalo Run 10K diikuti oleh pelari tuan rumah Gorontalo, serta pelari dari Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tengah.
Ketua Pengprov PASI Gorontalo Weni Liputo menjelaskan lomba itu untuk memotivasi para atlet lari Gorontalo untuk meningkatkan kemampuannya sehingga bisa berkompetisi dengan atlet-atlet dari regional Sulawesi.
“Kami ingin memotret kondisi pelari Gorontalo sejauh mana mereka bisa berkompetisi dengan pelari dari luar Gorontalo,” jelasnya.
Weni menambahkan ke depan Pengprov PASI Gorontalo akan memrogramkan sejumlah kejuaraan lari berskala lokal, regional, maupun nasional.
Ia meminta kepada komunitas lari yang saat ini mulai berdiri di Gorontalo, untuk mempersiapkan para atletnya dengan program latihan yang fokus dan terarah.
“Komunitas lari harus bisa menangani klubnya lebih baik, mana yang sifatnya olahraga untuk kesehatan dan mana yang orientasinya pada prestasi. Kami berharap komunitas lari ini bisa melahirkan pelari berprestasi yang dapat mengharumkan nama Gorontalo,” tambahnya.
Lomba lari 10 kilometer dibagi dalam dua kategori, yakni kelas putra dan putri.
Juara pertama pada kelas putra, yaitu pelari dari Klub Riot atas nama Syamsudin Massa yang menerima bonus sebesar Rp8 juta.
Untuk kelas putri, juara pertama diraih oleh Ana dari Manado, Sulawesi Utara, dengan hadiah sebesar Rp5 juta.
Lomba tersebut sebelumnya akan dibuka oleh Menpora RI Zainudin Amali, namun batal.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019