Gorontalo (ANTARA) -
Biodiversitas Gorontalo (BIOTA), sebuah perkumpulan yang peduli pada keragamanhayati, menanam mangrove di kawasan Cagar Alam Tanjung Panjang untuk memperingati Hari Lahan Basah atau World Wetlands Day (WWD) 2020, Minggu.
Bekerja sama dengan Jaringan Pengelolaan Sumber Daya Alam (Japesda) dan BKSDA, aksi tanam mangrove juga dilakukan oleh para siswa SMA Negeri I Randangan.
Sekretaris BIOTA Rosyid Azhar mengatakan Tanjung Panjang menjadi fokus pada WWD tahun ini, sebagai upaya untuk memulihkan kawasan cagar alam yang kini didominasi oleh tambak warga.
"Mangrove merupakan lahan basah yang penting dalam keragaman hayati. Dalam catatan BIOTA, Tanjung Panjang juga menjadi tujuan migrasi sejumlah jenis burung, seperti Gajahan Penggala dan Gajahan Timur," katanya.
Selain menanam mangrove, para siswa juga belajar mengamati dan mengidentifikasi jenis burung bersama Spesialis Keragamanhayati Hanom Bashari dan Dany Rogi.
Peringatan Hari Lahan Basah Sedunia atau World Wetlands Day telah rutin dilaksanakan di seluruh dunia, mengacu pada perjanjian perlindungan lahan basah yang ditandatangani pada tanggal 2 Februari 1971.
Indonesia telah ikut meratifikasi Konvensi Lahan Basah Internasional sejak tahun 1991.
Setiap tahun perayaan dilaksanakan dengan mengambil tema yang berbeda, dan tema untuk 2020 adalah "Lahan Basah dan Keanekaragaman Hayati" yang dikaitkan dengan lahan basah untuk pengurangan risiko bencana dan perubahan iklim.
Lahan basah ini meliputi daerah-daerah rawa payau, lahan gambut, dan perairan, baik alami atau buatan, termasuk di dalamnya danau, sungai, waduk/bendungan, sawah dan tambak.
Biodiversitas Gorontalo tanam mangrove di Cagar Alam Tanjung Panjang
Minggu, 9 Februari 2020 16:56 WIB