Salah seorang tenaga kesehatan RSDC Wisma Atlet Kemayoran Dr Deddy Herman SpP berharap Pemerintah meniadakan dulu libur bersama agar pandemi COVID-19 bisa mereda.
“Beberapa kali libur bersama terbukti membuat infeksi COVID-19 meningkat. Maka ke depan libur bersama perlu ditiadakan dulu. Kita tenaga kesehatan yang sehari-hari merawat pasien merasakan betul peningkatan itu,” kata dokter spesialis paru tersebut di Jakarta, Jumat.
Dr Deddy Herman mengaku tenaga kesehatan harus berjuang ekstra keras saat jumlah pasien COVID-19 melonjak.
“Betapa sulitnya posisi kita, sebagai tenaga kesehatan yang harus mengenakan APD selama 8 jam sehari untuk merawat pasien. Kita mengunjungi pasien dari lantai 1 hingga lantai 32 setiap hari,” katanya.
Upaya tanpa kenal lelah tenaga kesehatan Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran untuk memerangi COVID-19 seakan tanpa akhir.
Kegembiraan melihat perjuangannya membuahkan hasil saat grafik COVID-19 sempat melandai, seketika berubah menjadi senyum kecut saat tiba-tiba angka COVID-19 kembali melonjak pasca masyarakat bepergian untuk menikmati hari libur bersama.
Tak ada pilihan bagi tenaga kesehatan RSDC Wisma Atlet Kemayoran. Mereka harus kembali berjuang keras, mereka membungkus rapat tubuh mereka dari ujung kaki hingga ujung kepala, menggenakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap.
Tenaga kesehatan adalah kelompok yang paling rentan tertular COVID-19 karena harus merawat ribuan pasien. Senjata terbaik mereka untuk melindungi diri adalah mengenakan pakean hazmat lengkap.
Memakai pakaian hazmat lengkap termasuk dua lapis masker standar tinggi untuk melindungi mulut dan hidung, sungguh bukan perjuangan mudah.
Tanpa kenal lelah, mereka berjalan berjam-jam, berkeliling dari lantai 1 hingga hingga lantai 32 untuk merawat pasien COVID-19 yang datang berbondong-bondong pasca libur.
Mereka sadar betul, bahwa mereka adalah benteng terakhir negeri ini dalam perang melawan COVID-19. Maka apapun yang terjadi, pantang bagi mereka untuk meninggalkan medan tugas di RSDC Wisma Atlet Kemayoran.
"Pantang pulang sebelum corona tumbang," teriak para tenaga kesehatan RSDC Wisma Atlet Kemayoran Jakarta menyemangati diri setiap hari.
Koordinator RSDC Wisma Atlet Kemayoran Mayjen TNI Dr dr Tugas Ratmono mengakui liburan bersama potensial membuat protokol kesehatan dilanggar masyarakat. Poin jaga jarak menjadi masalah utama.
“Pada saat libur bersama, interaksi masyarakat makin intens yang mengabaikan jara jarak. Ini yang potensial terjadinya infeksi COVID-19,” kata Mayjen Tugas yang juga Kepala Pusat Kesehatan TNI.
Apa yang dikatakan Mayjen TNI Tugas Ratmono, bukan sekadar asumsi. Terbukti, pasien COVID-19 di RSDC Wisma Atlet Kemayoran kembali melonjak pasca libur bersama pada 28 Oktober-1 November 2020.
Pada 15 November 2020, dua minggu setelah libur bersama angka hunian pasien COVID-19 dengan gejala ringan dan sedang di RSDC Wisma Atlet Kemayoran meningkat menjadi 53,8 persen.
Padahal pada Oktober 2020 sempat menyentuh angka terendah 32 persen, menurun tajam dari angka tertinggi pada 27-29 September di angka 92 persen.
Peningkatan infeksi COVID-19 kemudian terus terjadi, pada 23 November 2020, pasien COVID-19 di RDC Wisma Atlet Kemayoran meningkat menjadi 72,83 persen.
“Kita harapkan tidak kembali mencapai 90 persen seperti pada September 2020. Jika melebihi itu kita akan menyiapkan tower tambahan untuk merawat pasien,” kata Mayjen Tugas Ratmono.
Komandan Lapangan RSDC Wisma Atlet Letkol Laut drg M Arifin mengungkapkan banyak klaster COVID-19 tercipta pasca libur panjang 28 Oktober-1 November 2020 lalu.
“Dari berbagai Puskesmas banyak yang lapor dan sebagian di kirim ke Wisma Atlet ini,” katanya.
Letkol Arifin berharap masyarakat kembali disiplin menjalankan protokol kesehatan yang terbukti sebelumnya sukses menurunkan infeksi COVID-19.
“Sebelumnya pada Oktober, angka sudah turun. Jadi kita sebenarnya bisa menurunkan angka infeksi COVID-19 jika disiplin menjalankan protokol kesehatan,” ujar Letkol M Arifin.