Bogor (ANTARA GORONTALO) - Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mengatakan
bahwa pembahasan industri kelapa sawit dengan pemerintah Indonesia
merupakan sebuah sejarah karena sudah dibahas sejak 2006, dalam
kunjungan kerjanya ke Indonesia, Minggu.
"Sangat bersejarah dan signifikan. Pembahasan ini merupakan
perwujudan dari satu bentuk kerja sama minyak sawit yang telah dibahas
secara formal dan konkrit dalam waktu yang telah sangat lama," ujar PM
Najib seusai bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Bogor, Jawa
Barat.
Menurut Najib, pembahasan mengenai industri kelapa sawit ini sudah bergulir sejak 2006.
Pada saat itu sudah ada kesepakatan namun masih belum bisa
diterjemahkan dalam struktur formal sehingga belum dapat ditindak
lanjuti, ujar Najib.
Oleh karena itu, pembahasan kali ini dinilai bersejarah dan sangat
signifikan karena telah menghasilkan sesuatu yang konkrit.
Kedua kepala negara sepakat untuk membentuk dewan negara penghasil
kelapa sawit (C Pop/Council of Palm Oil Producing Countiries) yang akan
bermarkas di Jakarta, Indonesia.
Saat ini kedua negara sedang membentuk satuan tugas dalam menyiapkan
harmonisasi standar industri dari kedua negara untuk diterapkan secara
global.
Hal tersebut bertujuan untuk mensejahterakan para petani kelapa sawit baik di Indonesia maupun Malaysia.
Hingga hari ini, produksi minyak kelapa sawit Indonesia dan Malaysia mencapai 85 persen di seluruh dunia.
"Selain itu dapat menjadi sebagai suatu badan untuk memaksimalkan
potensi kelapa sawit yang tidak hanya di hulu namun juga di hilir yang
dapat memberi nilai tambah ekonomi di kedua negara," tambah Najib.
"Minyak sawit akan ditangani bersama dan diselaraskan dalam gugus
tugas gabungan (joint task force) yang akan ditempatkan di Jakarta,"
tutup Najib.
PM Malaysia anggap pembahasan industri kelapa sawit bernilai sejarah
Minggu, 11 Oktober 2015 22:00 WIB