Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank
di Jakarta pada Senin sore bergerak melemah tipis sebesar delapan poin
menjadi Rp13.420 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.412 per dolar AS.
Analis dari PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong di Jakarta,
Senin mengatakan bahwa laju nilai tukar rupiah tertahan menyusul
investor sedang mencermati peluang kenaikan suku bunga AS (Fed fund
rate) pada tahun 2015 ini.
"Sejumlah data ekonomi AS seperti data penjualan ritel, produksi
industri, dan testimoni sejumlah petinggi bank sentral Amerika Serikat
membuat pelaku pasar melakukan aksi tunggu. Diharapkan memberikan
kejelasan mengenai peluang kenaikan suku bunga," katanya.
Ia menambahkan bahwa pelaku pasar uang juga sedang menanti data
Tiongkok yang akan dirilis beberapa pekan ke depan. Data produk domestik
bruto (PDB) kuartal III Tiongkok pada 19 Oktober 2015 akan dicermati
investor.
Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova menambahkan
bahwa mata uang rupiah masih bergerak di bawah level Rp13.500 per dolar
AS. Selama the Fed belum memberi sinyal menaikan suku bunganya, maka
potensi nilai tukar rupiah kembali bergerak ke area positif cukup
terbuka.
"Potensi pelaku pasar kembali masuk ke aset negara berkembang masih
terbuka karena imbal hasil yang ditawarkan lebih menarik dibandingkan
di negara maju seperti Amerika Serikat," katanya.
Selain itu, lanjut dia, pelaku pasar uang juga memiliki harapan
tinggi terhadap paket kebijakan ekonomi yang telah dikeluarkan
pemerintah, situasi itu yang akan menjaga sentimen positif bagi mata
uang rupiah ke depan.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Senin
(12/10) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp13.466
dibandingkan sebelumnya di posisi Rp14.521 per dolar AS.
Rupiah Senin sore melemah tipis delapan poin
Senin, 12 Oktober 2015 19:16 WIB