Nusa Dua, Bali, (ANTARA GORONTALO) - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu
Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas melaksanakan penandatanganan enam
perjanjian penjualan gas bumi ke pembeli domestik.
"Hari ini enam perjanjian jual beli gas ditandatangani untuk
memenuhi kebutuhan domestik dengan potensi penambahan penerimaan negara
selama periode perjanjian sebesar 587 juta dolar AS atau sekitar Rp7,86
triliun," kata Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi usai menyaksikan
penandatanganan sekaligus membuka konferensi dan pameran migas Asia
Pasifik (Asia Pacific Oil and Gas Conference and Exhibition (APOGCE) di
Nusa Dua, Bali, Selasa.
Menurut dia, tiga dari enam kontrak ke pembeli domestik itu untuk
memenuhi kebutuhan kelistrikan, dua kontrak untuk sektor industri, dan
satu kontrak untuk elpiji.
Perincian keenam perjanjian jual beli gas bumi (PJBG) yang
ditandatangani untuk sektor kelistrikan yaitu antara PetroChina
International Jabung Ltd dan PT PLN (Persero) Batam dengan jangka waktu
tujuh tahun tiga bulan dan pasokan 10-17 miliar "British thermal unit"
per hari (BBTUD).
Tambahan penerimaan negara dari kontrak itu sebesar 323,9 juta dolar atau sekitar Rp4,34 triliun.
Lalu, kontrak antara Energy Equity Epic (Sengkang) Pty Ltd dan
Perusahaan Daerah Sulawesi Selatan dengan jangka waktu selama empat
tahun, pasokan gas 40-68 BBTUD, dan pendapatan negara 176,77 juta dolar
atau sekitar Rp2,37 triliun.
Kontrak untuk kelistrikan lainnya adalah amandemen PJBG antara PT
Pertamina EP dan PT Pura Daya Prima untuk jangka waktu empat tahun,
pasokan 3,8 juta kaki kubik per hari (MMSCFD), dan penerimaan 7,2 juta
dolar atau sekitar Rp96,5 miliar.
Sedang, PJBG sektor industri adalah antara JOB
Pertamina-PetroChina East Java dan PT Gresik Migas dengan jangka waktu
selama empat tahun, pasokan 1,2-3,2 MMSCFD, dan penerimaan 6,9 juta
dolar atau sekitar Rp93 miliar.
Lalu, kesepakatan gas suar bakar (flare gas) antara PT Pertamina EP dan Pertamina selama lima tahun, pasokan 3-8 MMSCFD, dan penerimaan 4,2 juta dolar atau Rp56 miliar.
Total volume gas kelima PJBG tersebut mencapai 100 BBTUD.
Terakhir, perjanjian antara ConocoPhillips Indonesia untuk memasok
230.000 metrik ton elpiji per tahun ke Pertamina selama satu tahun yang
diperkirakan menambah penerimaan 68 juta dolar atau Rp911,2 miliar.
"Kami berharap penyaluran gas dari PJBG tersebut bisa terealisasi,
sehingga potensi penerimaan negara yang diperkirakan akan benar-benar
terealisasi," kata Amien.
Menurut dia, pada 2014 terdapat beberapa pembeli yang penyerapan
gas oleh pembeli lebih rendah dari komitmen dengan potensi kehilangan
produksi 95 MMSCFD atau setara 17.000 barel minyak per hari.
Sejak 2003, pasokan gas untuk memenuhi kebutuhan domestik meningkat
rata-rata sembilan persen per tahun dan pada 2013, volume gas ke
domestik sudah lebih besar dibandingkan ekspor.
Pada 2015, komitmen untuk domestik mencapai 4.403 BBTUD atau 61
persen, sementara peruntukan ekspor 2.836 BBTUD atau 39 persen.
SKK Migas: enam perjanjian gas domestik ditandatangani
Selasa, 20 Oktober 2015 13:30 WIB