Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan agar
harga beras jangan sampai merangkak naik karena terkait langsung dengan
kepentingan seluruh masyarakat di Tanah Air.
"Saya juga ingin mengingatkan masalah beras yang menjadi penyumbang
angka inflasi tertinggi sekitar 30 persen dibandingkan kategori
nonberas," kata Presiden Jokowi saat membuka sidang kabinet paripurna di
Kantor Presiden Jakarta, Rabu.
Ia meminta seluruh jajaran pemerintahannya untuk berhati-hati
sehingga ia tak bosan menelepon Kabulog, Menteri Perdagangan, Menteri
BUMN, dan Menteri Pertanian untuk memantau perkembangan harga beras dan
pangan secara umum.
Presiden menyatakan tidak ingin harga beras merangkak naik sehingga
harus dilakukan langkah-langkah konkret untuk menstabilkan harga pangan.
"Jangan sampai ada harga beras merangkak naik dan untuk melakukan
langkah-langkah stabilisasi harga pangan karena ini akan menyangkut
masalah penanggulangan kemiskinan," katanya.
Terkait hal itu, Presiden juga meminta semua menterinya untuk memberikan perhatian kepada masalah kemiskinan.
"Saya perlu ingatkan gini ratio kita terus menanjak saat ini angkanya 0,41. Hal ini menjadi perhatian global," katanya.
Ia sendiri melihat programnya yakni Nawa Cita dan prioritas
pembangunan sejalan dengan komitmen 17 pembangunan yang berkelanjutan.
Dengan begitu kata dia, yang perlu dilakukan Indonesia yakni menjalankan prioritas nasional secara baik dan efektif.
"Penanggulangan kemiskinan terutama memperkuat daya beli rakyat
miskin ini juga berkaitan dengan pengendalian inflasi," katanya.
Ia juga mengingatkan Menteri Keuangan dalam kaitannya dengan
"conditional cash transfer" yang misalnya di Brazil dialokasikan sebesar
1 persen dari GDP negara itu.
Perintah Jokowi: harga beras jangan sampai merangkak naik
Rabu, 23 Desember 2015 18:24 WIB