Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Kementerian Pertanian mulai menyiapkan berbagai upaya
untuk mengantisipasi gejala alam La Nina, turunnya suhu permukaan laut
yang menyebabkan iklim basah sehingga mengakibatkan musim hujan lebih
panjang pada tahun ini.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman di Jakarta, Rabu, mengatakan,
langkah-langkah antisipasi tersebut dimaksudkan untuk meminimalkan
kegagalan panen akibat banjir sehingga produksi pangan di dalam negeri
dapat dijaga.
"Menurut BMKG cuaca tahun ini normal, La Nina kemungkinan ada di
Oktober, tapi kita antisipasi lebih awal, seperti kemarin mengantisipasi
kekeringan," kata Mentan.
Amran menyatakan, pihaknya berupaya menekan gagal panen akibat banjir
dengan menormalisasi jaringan irigasi, menyiapkan pompa-pompa untuk
membuang air, dan membangun sumur baik sumur dalam maupun sumur dangkal
guna menyerap air di daerah-daerah rawan banjir.
Beberapa daerah pertanian yang rawan banjir, tambahnya, yakni Karawang Jawa Barat serta Jombang Jawa Timur.
"Kita sudah turun mengantisipasi. Sebagian kecil kita antisipasi dengan normalisasi irigasi primer dan sekunder," katanya.
Menurut dia, pihaknya melakukan antisipasi lebih dini munculnya La Nina
yang diperkirakan Oktober 2016 dengan normalisasi irigasi serta
menyiapkan pompa-pompa untuk petani.
Selain itu Mentan juga memerintahkan Perum Bulog agar bergerak cepat
dalam pengadaan beras di tahun ini, sebab hal itu akan sulit dilakukan
ketika musim hujan padahal tahun ini musim hujan akan lebih panjang.
"Saya koordinasi dengan Bulog, dipercepat penyerapannya. Mudah-mudahan tidak parah (musim hujannya)," katanya.
Kementan siapkan upaya antisipasi La Nina 2016
Rabu, 6 Januari 2016 17:37 WIB