Bojonegoro (ANTARA GORONTALO) - Tim Badan Geologi Kementerian ESDM di Bandung
berencana meneliti semburan lumpur bercampur air di Desa Jari,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur untuk mengantisipasi kemungkinan
kejadian itu berkembang menjadi bencana.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Pemerintah
Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro Agus Supriyanto, Rabu, mengatakan Badan
Geologi akan mengunjungi dan meneliti lokasi semburan di Desa Jari,
Kecamatan Gondang, Kamis (14/4).
"Kami sekarang di Bandung untuk mengkoordinasikan penanganan semburan lumpur dengan Badan Geologi," ucapnya.
Menjawab pertanyaan, ia menjelaskan masalah bencana geologi di
Indonesia instansi Pemerintah yang bertanggung jawab adalah Direktorat
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi di Bandung.
Apabila kejadian di Bojonegoro itu, menurut dia, ada potensi
bencana geologi, maka bisa saja Pemerintah Pusat melalui Badan Geologi
untuk menyusun program dan anggaran guna penanganannya.
"Bukan hanya pemkab sendiri yang menanggung risiko," jelas dia.
Kepala Desa Jari, Kecamatan Gondang, Bojonegoro Srianto menjelaskan
semburan lumpur bercampur air di desanya masih stabil, meskipun lebih
kecil dibandingkan dengan pertama kali diketahui, Kamis (7/4).
Sesuai data terakhir, semburan lumpur bercampur air yang semula di
empat titik dalam satu kawasan, dengan debit 1 liter per detik, sekarang
ini hanya tinggal dua titik dengan debit sekitar 0,5 liter per detik.
"Penanganannya masih menunggu hasil uji laboratorium yang dilakukan
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Pemkab, dan hasil analisa data
(seismograf) dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
Nganjuk," jelas dia.
Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Pemkab Bojonegoro Sukirno, menyatakan menunggu keputusan
desa dalam menangani semburan lumpur bercampur air di kawasan hutan di
desa setempat.
"Kami sudah mengambil peralatan seismograf yang kami tempatkan di
rumah warga di dekat lokasi semburan," kata Kepala Stasiun BMKG Nganjuk
Chudori, menegaskan.
Ia memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk menganalisasi data
yang diperoleh dari peralatan seismograf berkisar 2-3 hari, untuk
memberikan gambaran gempa yang terjadi di desa setempat.
"Kalau perkiraan kami gempa di lokasi setempat sekitar dua bulan
lalu, tidak dalam, tapi dangkal, sehingga muncul rekahan tanah, yang
bisa mengeluarkan gas," tuturnya.
Badan Geologi akan teliti semburan lumpur Bojonegoro
Rabu, 13 April 2016 18:53 WIB