Jayapura (ANTARA GORONTALO) - Menteri Perdagangan Thomas Lembong menyatakan
bahwa salah satu kopi Indonesia asal Papua memiliki potensi yang besar
baik sebagai industri lokal maupun untuk menjadi salah satu komoditas
ekspor.
"Industri lokal itu termasuk kopi, saya kira salah satu tujuan
khusus kunjungan kerja ini adalah terkait kopi. Tim Kementerian
Perdagangan mengidentifikasi (kopi) sebagai suatu potensi besar," kata
Thomas, di Jayapura, Provinsi Papua, Minggu.
Thomas mengatakan, kelebihan kopi Papua tersebut memiliki
keunggulan dari cita-rasanya dikarenakan kopi jenis arabika yang ditanam
di dataran tinggi memiliki aroma lebih manis dibandingkan dengan kopi
arabika lainnya, dan tidak banyak wilayah di Indonesia yang memiliki
keunggulan tersebut.
"Saya juga belajar banyak dari pelaku usaha, bahwa kopi arabika
itu semakin tinggi untuk ketinggian tanamnya itu semakin manis aromanya.
Kelihatannya tidak banyak wilayah di Indonesia yang seoptimal itu, cuma
Papua yang paling optimal dan tinggal membangun pembinaan petani dan
pengolahannya," kata Thomas.
Thomas menjelaskan, saat ini khususnya di Kabupaten Dogiyai,
Provinsi Papua, masih membutuhkan pembinaan dan juga investasi dalam
sarana prasarana, permesinan dan juga peralatan kemasan.
"Saya di pusat kopi Dogiyai, diberi tahu oleh salah seorang
pembina bahwa mesin yang dipergunakan disumbang oleh Jepang pada tahun
1975, jadi mungkin perlu sedikit investasi. Memang harus ujung ke ujung,
dan mungkin pasar juga bisa berperan," kata Thomas.
Menurut Thomas, nantinya bisa dilakukan skema terpadu seperti
disediakan tempat pengumpulan, pengeringan, pengolahan yang terletak di
sebelah pasar rakyat.
Perkebunan kopi di Kabupaten Dogiyai merupakan perkebunan
peninggalan misionaris Belanda di tahun 1890-an. Pada era tersebut,
sebagian besar masyarakat Dogiyai adalah petani kopi. Seiring perubahan
zaman, masyarakat mulai jarang menanam kopi dan beralih profesi menjadi
buruh bangunan untuk mendapatkan uang lebih cepat.
Sementara itu, Kepala Pusat Penanganan Isu Strategis Kementerian
Perdagangan Ni Made Ayu Marthini mengatakan bahwa Kabupaten Dogiyai juga
memiliki lima UKM kopi yang salah satunya dibina Pastor Gereja. Selain
kebun peninggalan Belanda, di Kabupaten Dogiyai juga terdapat kebun kopi
SMP Yayasan Pendidikan Persekolahan Katolik (YPPK) seluas satu hektar.
"Sekolah ini menyelipkan pendidikan mengenai kopi pada kurikulum
ajarnya sehingga murid-murid diajarkan memetik dan mengolah kopi di
sekolah," ujar Made.
Made mengharapkan, kopi Papua bisa menembus pasar ekspor dalam
tiga tahun ke depan dan dapat disajikan pada Pekan Olahraga Nasional
(PON) di Papua tahun 2020.
Mendag nilai kopi Papua miliki potensi ekspor besar
Minggu, 12 Juni 2016 18:28 WIB