New York, (ANTARA/Xinhua-OANA) - Dana Anak PBB (UNICEF) mengatakan di Markas PBB, New York, sebanyak 1,7 juta anak Filipina kemungkinan menjadi korban Topan Super Haiyan, yang menerjang negeri itu selama 48 jam terakhir.
Saat dampak penuh topan tersebut masih dinilai, wakil UNICEF di Filipina Tomoo Hozumi mengatakan, "Dengan sebanyak 36 provinsi yang dilaporkan oleh pemerintah telah diterjang topan itu --yang paling kuat yang pernah memasuki daratan di mana pun di dunia-- kami tahu bahwa sangat banyak anak yang akan terkena pengaruhnya."
"Prioritas utama UNICEF dipusatkan pada campur tangan untuk menyelamatkan nyawa --mengirim obat dasar, pasokan gizi, air aman dan pasokan kesehatan buat anak-anak dan keluarga mereka," kata Hozumi di dalam satu pernyataan.
UNICEF akan bergabung dalam penilaian cepat dalam waktu beberapa hari, saat keadaan memungkinkan lebih banyak akses ke sejumlah wilayah yang paling parah dilanda topan.
Sistem pasokan badan PBB tersebut dikerahkan dan UNICEF siap bersama mitranya, organisasi non-pemerintah, untuk membantu memelopori reaksi tanggap darurat saat akses meningkat, kata pernyataan tersebut, sebagaimana dilaporkan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad.
Staf UNICEF yang sudah berada di Filipina ditempatkan kembali untuk mengirim bantuan darurat, sementara rekan lain mereka sedang dalam perjalanan, katanya.
Divisi pasokan UNICEF di Kopenhagen, Denmark, akan memuat sebanyak 60 ton pasokan darurat termasuk peralatan kesehatan, medis dan tempat berteduh, ke truk untuk dibawa ke Bandar Udara Kopenhagen dan diangkut secara darurat melalui udara.
Divisi pasokan lain di Eropa dan Asia juga akan mengangkut melalui udara alat penjernih dan penyimpanan air dan pasokan kebersihan langsung dari pemasok ke Manila, Ibu Kota Filipina.
Pasokan itu diperkirakan tiba di Filipina pada Selasa (12/11), tambah pernyataan tersebut.
PBB: 1,7 Juta Anak Mungkin Jadi Korban Topan Haiyan
Senin, 11 November 2013 8:48 WIB