Jakarta (ANTARA GORONTALO) - VP Corporate Communication Pertamina Wianda
Pusponegoro, mengungkap tiga hal utama mengapa BBM tidak bisa diterima
dengan harga yang sama.
"Pertama, disebabkan karena memang tidak
adanya lembaga penyalur resmi pertamina," kata dia dalam diskusi "Energi
Kita" yang membahas "Formulasi Listrik dan BBM Wilayah Perbatasan", di
Gedung Dewan Pers Jakarta, Minggu.
Kedua, Wianda mengatakan bahwa
tatanan geograsi di mana di beberapa kabupaten di daerah perbatasan,
termasuk di Papua dan Kalimantan Utara, menyebabkan wilayah tersebut
hanya bisa dijangkau dengan pesawat udara.
Terakhir, keterbatasan infrasturuktur BBM yang tersedia di wilayah tersebut.
Melihat tiga masalah tersebut, Wianda mengatakan saat ini Pertamina fokus pada solusi dari masalah tersebut.
"Saat
ini kami sudah mendirikan agen premium solar di sana, dan harganya
malah lebih rendah dari Jawa, karena harga yang digunakan adalah harga
non Jawa, yang artinya harganya Rp 4.650 per liter untuk premium dan
solarnya Rp 5.150 per liter," ujar dia.
Solusi kedua, Wianda
mengatakan bahwa Pertamina telah menyediakan pesawat khusus yang
didedikasikan hanya untuk mengantarkan BBM.
Targetnya, tahun ini
Pertamina akan mengadakan tiga pesawat pengangkut BBM, satu di
Kalimantan Utara, satu sudah digunakan di Papua, terutama untuk
kabupaten yang lokasinya di pegunungan seperti Tolikara.
"Jadi ini menunjukkan adanya supply yang continue supaya bisa ada stock untuk melayani masyarakat di sana," kata Wianda.
"Artinya, Pertamina memberikan solusi dari ketiga masalah-masalah ini," tambah dia.
Tiga alasan tak semua harga BBM sama
Minggu, 23 Oktober 2016 19:13 WIB