Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Presiden Joko Widodo menyatakan kesedihannya
jika mendengar laporan Indonesia masih melakukan impor pangan.
"Saya kalau dengar yang namanya impor pangan, itu sedih banget,"
kata Presiden saat acara pemberian penghargaan Adhikarya Pangan
Nusantara di Istana Negara Jakarta, Rabu.
Jokowi mengungkapkan beberapa pangan yang harusnya bisa ditanam
Indonesia, tapi masih diimpor, diantaranya buah, jagung, beras.
"Beras impor, tapi tahun ini tadi Pak Menteri Pertanian bilang
sudah nggak impor, sudah. Jagung dulu masih impor 3,2 juta ton sekarang
sudah turun anjlok 60 persen, bagus," kata Presiden.
Presiden mengungkapkan untuk jagung pada 2018 telah dijanjikan
Menteri Pertanian Amran Andi Sulaiman tidak akan impor kembali.
"(Tahun) 2018, udah ngak impor jagung. Janji pak menteri
(pertanian) dengan saya, saksinya bapak-ibu semua, tapi harus didukung
bapak ibu semuanya juga," kata Presiden.
Jokowi juga mengatakan bahwa pemerintah akan terus meningkatkan
dana desa hingga Rp120 triliun pada 2018 guna mendukung ketahanan pangan
nasional.
Presiden berharap dana desa ini bisa digunakan untuk membangun
irigasi, embung-embung yang bisa sebagai kantong air sehingga bisa
meningkatkan produksi pangan nasional.
Jokowi menegaskan bahwa kecukupan pangan Indonesia ini hanya masalah niat dari pemangku kepentingan untuk mewujudkannya.
"Ini hanya masalah niat, mau atau tidak mau. Ada niat, mau atau
tidak mau. Kalau niatnya kuat, maunya kuat rampung urusan-urusan
seperti itu," kata Jokowi.
Untuk itu, Presiden meminta tidak ingin ada laporan lagi masalah
impor pangan karena sumber daya alam Indonesia mampu memproduksinya.
"Jangan sampai jagung impor lah, buah impor, kedelai masih impor,
garam masih impor, masa sih kita ngak bisa memproduksi itu. sumber daya
alam kita, tanah kita semuanya sangat mendukung untuk berproduksi dan
bisa bersaing dengan negara lain," katanya.
Jokowi meminta pemerintah pusat, pemerintah daerah sampai kepala
desa, penyuluh, peneliti, petani secara bersama-sama untuk mewujudkan
ketahanan pangan nasional.
Presiden meminta pada tahun depan untuk fokus membangun embung,
waduk sebanyak-banyaknya guna membuat penyimpanan air guna mendukung
produksi pangan.
"Di negara mana pun yang pertaniannya bagus, kita intip, tengok, ya
air. Kalau airnya ada sepanjang tahun bisa berproduksi tidak hanya
nunggu hujan saja. Kunci-kunci seperti itu yang harus kita kerjakan,"
kata Presiden.
Jokowi mengingatkan bahwa Indonesia sebenarnya memiliki kelebihan
cadangan air yang banyak, namun dibiarkan melimpah sehingga menyebabkan
bencana banjir.
"Negara kita ini penuh dengan air, kebanyakan, malah jadi banjir
yang banyak. Ini harus dikelola. Kalau di kali-kali (sungai-sungai)
kecil ditutup, diberi pintu, naikan," katanya.
Presiden juga berjanji akan mengunjungi daerah jika produksi
pangannya mengalami peningkatan. "Saya kalau dapat cerita produksi kita
meningkat, entah yang namanya cabai, padi, jagung dan kedelai, sudah
saya pasti tengok," katanya.
Jokowi juga berjanji kepada Bupati Wajo, Sulawesi Selatan, akan
mengunjungi daerahnya jika berhasil membangun embung-embung guna
mendorong produksi pangan.
"Saya janjian juga dengan Pak Bupati Wajo, Januari Insya Allah saya
akan tengok ke Wajo karena sudah membikin kantong air, membikin embung
yang sangat banyak sekali mau saya melihat Produksinya juga meloncat
saya kira itu yang musti kita kerjakan," kata Presiden.
Jokowi mengatakan Indonesia masih memiliki banyak peluang untuk
menjadi lumbungnya pangan dunia karena masih banyak peluang yang bisa
dimanfaatkan.
"Hanya memang kita mengejar ini harus dengan lari, maraton yang
cepat. Ngak bisa kita hanya biasa-biasa saja, ketinggalan kita kalau
cara larinya biasa biasa saja," harap Presiden.
Presiden: "sedih kalau dengar impor pangan"
Rabu, 30 November 2016 21:17 WIB