Seoul (ANTARA GORONTALO) - Jaksa khusus Korea Selatan yang menyelidiki
skandal korupsi presiden yang dimakzulkan Park Geun-hye, memanggil teman
sang presiden sebagai pusat dari kemelut untuk diperiksa, Sabtu, atas
berbagai tuduhan termasuk penyuapan dan penggelapan.
Pemeriksaan Choi Soon-sil yang digambarkan Park sebagai teman
sejatinya, terjadi menjelang unjuk rasa kesembilan yang berlangsung
setiap akhir pekan di pusat kota Seoul dengan tuntutan penggulingan
segera Park.
Choi dan mantan ajudan presiden lainnya, November, dituduh dengan
penyalahgunaan kekuasaan dan penipuan, namun Park memiliki kekebalan
dari penuntutan selama dia menjabat sebagai presiden, meski kekuasaannya
ditangguhkan.
"Tuduhan dalam surat dakwaan ini hanyalah bagian yang sangat kecil
dari 14 poin yang diselidiki oleh jaksa penuntut khusus," kata Lee
Kyu-chul, juru bicara regu penyidik skandal tersebut.
Choi akan diperiksa dengan tuduhan penyuapan dan memindahkan
aset-aset yang digelapkan ke luar negeri, kata Lee dalam uraian
singkatnya.
Choi yang mengenakan seragam tahanan abu-abu dan masker, dibawa ke
kantor kejaksaan khusus dari ruang tahanan dengan kawalan petugas
lembaga pemasyarakatan menembus kerumunan awak media.
Choi tidak menjawab pertanyaan awak media tentang tuduhannya.
Jaksa khusus memiliki waktu hingga 100 hari untuk menyelidiki
tuduhan bahwa Park berkolusi dengan Choi dan para pembantunya dalam
memeras para konglomerat besar untuk berkontribusi hingga 77 miliar won
(64 juta dolar AS) bagi yayasan yang dibentuk untuk mendukung inisiatif
kebijakan-nya.
Park sendiri membantah telah melakukan kesalahan, tetapi meminta maaf atas kecerobohan dalam hubungan dia dengan Choi.
Persahabatan antar keduanya terjadi pada 1970-an ketika Park
bertindak sebagai wakil wanita pertama setelah ibunya tewas oleh peluru
seorang pembunuh yang ditujukan untuk ayahnya, yang kemudian menjadi
presiden Korsel, Park Chung-hee.
Lima tahun kemudian, pada tahun 1979, ayah Park dibunuh oleh kepala mata-mata yang tidak puas terhadapnya.
Pemakzulan Park sedang ditinjau oleh Mahkamah Konstitusi yang
memiliki waktu hingga 180 hari dari keutusan pemakzulan oleh parlemen
Korsel tanggal 9 Desember, untuk memutuskan apakah untuk mempertahankan
atau menggulingkan Park.
Kerumunan besar lain diperkirakan melakukan aksi di pusat kota Seoul
di kemudian hari menyerukan Park untuk mundur. Sekitar 1.000 pemuda
dijadwalkan untuk mengenakan kostum Sinterklaas dan berbaris ke istana
kepresidenan Gedung Biru untuk mengantarkan borgol. Demikian laporan
Reuters.
Teman presiden Park dipanggil penyidik terkait skandal kolusi Korsel
Sabtu, 24 Desember 2016 22:03 WIB