Vatican City (ANTARA GORONTALO) - Paus Francis, Rabu, mengimbau agar tahanan
di seluruh dunia diperlakukan secara manusiawi setelah kerusuhan penjara
paling mematikan di Brazil selama dua dasawarsa, yang menewaskan 56
tahanan.
Kekerasan meletus antara geng narkoba saingan pada Minggu di sebuah
penjara di Kota Manaus. Beberapa tahanan dipenggal dan tubuh mereka
dilemparkan dari dinding penjara, yang menampung lebih dari tiga kali
kapasitasnya.
"Saya mengungkapkan rasa sakit dan kekhawatiran atas apa yang
terjadi," kata Paus Francis dalam layanan publiknya mingguannya di
Vatikan seperti diberitakan Reuters.
"Saya berdoa bagi mereka yang telah meninggal dan keluarga mereka
dan untuk semua tahanan di penjara itu dan orang-orang yang bekerja di
sana. Saya memperbaharui seruan saya bahwa penjara harus menjadi tempat
pendidikan ulang dan re-integrasi ke masyarakat, dan kondisi untuk
tahanan harus layak untuk manusia, "katanya.
Paus kelahiran Argentina itu sering mengunjungi penjara dalam
perjalanan luar negerinya dan baru-baru ini mengadakan misa untuk
sekitar 1.000 narapidana yang diizinkan keluar secara singkat dari
penjara untuk menghadiri misa di Basilika Santo Petrus.
Kekacauan, yang muncul pada awal pekan dan berlangsung selama 17
jam sepanjang malam, merupakan akibat dari percekcokan di Kompleks
Lembaga Pemasyarakatan Umum Anisio Jobim antara kelompok penjahat
Primeiro Comando da Capital (PCC) dan Familia de Norte.
PCC adalah kelompok pengedar narkoba yang berpusat di Sao Paulo dan
telah melebarkan sayapnya ke negara-negara bagian lainnya.
Menurut pernyataan lembaga keamanan masyarakat, 56 orang yang tewas itu tampaknya adalah para anggota PCC.
Sebanyak 184 narapidana dipastikan kabur dari penjara sementara
sekitar 40 lainnya berhasil ditangkap kembali dalam suatu operasi,
menurut sekretariat pemasyarakatan umum Negara Bagian Amazonas.
Selama kekacauan berlangsung, 12 petugas pengawasan penjara
disandera namun kemudian seluruhnya dibebaskan tanpa terluka, menurut
Epitacio Almeida, perwakilan Komisi Hak-hak Asasi Manusia setempat.
Luis Carlos Valois, hakim di Amazonas yang berunding dengan
para narapidana untuk mengakhiri kerusuhan, mengatakan kepada koran O
Globo bahwa banyak di antara yang tewas tersebut dibunuh pada Minggu.
Tak lama setelah keributan muncul di satu unit, puluhan
narapidana di unit kedua mulai ramai-ramai melarikan diri dari penjara.
Pihak berwenang mengatakan situasi itu merupakan hasil dari upaya yang
sudah diatur untuk mengacaukan perhatian para sipir.
Penjara-penjara Brazil dikenal terlalu padat penghuni, yang
menyebabkan beberapa kasus kerusuhan maut terjadi pada masa lalu.
Penjara Anisio Jobim memiliki kapasitas untuk menampung 592
orang namun ternyata ada 1.224 narapidana di dalamnya, kata Fontes.
Pemerintah Amazonas telah memutuskan untuk memindahkan sekitar 130 narapidana untuk melindungi mereka.
Paus soroti kerusuhan penjara di Brazil
Kamis, 5 Januari 2017 8:38 WIB