Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Sebuah film dokumenter yang menceritakan perjuangan dua serikat pekerja di kalangan buruh pada dua negara, yakni Indonesi dan Colombia, "Working Class Heroes" sebuah film dokumenter yang, diputar di Kota Gorontalo.
Pemutaran film yang disertai diskusi itu digelar oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Gorontalo, bekerja sama dengan kafe dan resto 5ty nine, pada Kamis malam (5/12).
Acara diikuti oleh sekitar 30 peserta dari kalangan wartawan dan pekerja media, organisasi buruh aktivis perempuan dan mahasiswa.
Film dokumenter yang diproduksi Huub Ruijgrok dan Arno van Beest dari World Report bekerja sama dengan FNV Mondiaal, menampilkan perjuangan pekerja di Indonesia dan Colombia meraih haknya.
Pemimpin serikat buruh maupun pekerja yang menjadi anggota serikat di kedua negara menyadari bahwa kondisi yang buruk bagi pekerja hanya dapat berubah jika ada upaya penyadaran hak pekerja, dan karena itu maka mereka menjadi target tekanan dan menghadapi berbagai risiko.
Film dalam bahasa Belanda, Indonesia, Inggris dan Spanyol dengan terjemahan bahasa Indonesia ini, secara objektif juga menampilkan pandangan pihak pengusaha sehingga informasinya berimbang.
Divisi serikat pekerja AJI Kota Gorontalo, Wahiyudin Mamonto, berharap pemutaran film "Working Class Heroes" ini dapat menggugah kesadaran kalangan pekerja, termasuk jurnalis dan pekerja media untuk memperjuangkan hak-haknya melalui pembentukan serikat pekerja di masing-masing perusahaan.
Menurutnya, situasi perekonomian di negara-negara berkembang seperti Indonesia dan Colombia telah membuat banyak perusahaan nasional bahkan internasional menjamur, merekrut buruh atau pekerja dalam skala besar.
Namun ironisnya, pengupahan yang minim dan kurangnya jaminan-jaminan lain menimbulkan dilema yang tidak berkesudahan.
"Untuk mencapai tujuan dan kesepakatan bersama, dan berdialog dengan pimpinan perusahaan, kalangan pekerja sebaiknya menginisiasi pendirian serikat pekerja," katanya.
Diskusi usai pemutaran film itu turut menghadirkan pihak terkait sebagai pembicara, antara lain Andri K Hasan dari Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia Gorontalo, Kusmayadi Sumba dari dewan pengupahan, sedang Ketua Kamar Dagang Indonesia, Rocky Liando, yang turut diundang tidak hadir tanpa memberi alasan.
Meski demikian, diskusi mengalir bahkan hingga larut malam, pesan di balik film itu dikupas dari berbagai sisi oleh para peserta, yang intinya setuju bahwa pembentukan serikat pekerja mutlak diperlukan sebagai alat memperjuangkan kesejahteraan bersama.
Ketua panitia, Farid Dihuma mengatakan film berdurasi 60 menit yang pertama kali ditayangkan di Amsterdam pada Mei lalu itu juga diputar di sejumlah daerah lain di indonesia oleh AJI.
Film Perjuangan Serikat Buruh Diputar Di Gorontalo
Jumat, 6 Desember 2013 14:30 WIB