Washington (ANTARA GORONTALO) - Senat Amerika Serikat pada Rabu mengukuhkan
mantan Kepala ExxonMobil Rex Tillerson sebagai Menteri Luar Negeri AS.
Tillerson mendapat suara dukungan 56 berbanding 43. Tiga anggota
parlemen Demokrat dan satu independen bergabung dengan kalangan Republik
memberikan persetujuan. Senator Demokrat, Chris Coons, tidak mengikuti
pemungutan suara.
Pengukuhan diberikan kendati ada keraguan menyangkut sikap
Tillerson terhadap Rusia, mengingat sang mantan kepala perusahaan itu
sebelumnya memiliki hubungan bisnis dengan Rusia serta hubungan dengan
pemimpin negara itu.
Saat menyampaikan pidato pengukuhan, Tillerson yang menyebut Rusia
sebagai "bahaya" bagi Amerika Serikat, mengatakan ia mendukung penerusan
sanksi AS terhadap Moskow.
"Rusia saat ini berbahaya, tapi bisa diduga dalam memajukan kepentingannya," ujar Tillerson.
"Tepat jika sekutu-sekutu kita di NATO berhati-hati terhadap kebangkitan kembali Rusia."
Ia juga merekomendasikan "peninjauan kembali secara penuh"
kesepakatan nuklir dengan Iran. Namun, Tillerson tidak meminta agar
perjanjian itu ditolak.
Mengenai sengketa Laut China Selatan, Tillerson mengatakan di dalam
sidang Senat bahwa China harus berhenti membangun pulau di Laut China
Selatan.
Ia mengatakan China harus dihadang agar tidak memasuki kepulauan di
wilayah itu, yang dianggap Cina sebagian bagian tak terpisahkan dari
wilayah negaranya.
Tillerson dikenal luas sebagai sosok yang menentang sanksi terhadap
Rusia ketika ia masih aktif di perusahaan ExxonMobil yang dipimpinnya.
Ia menolak menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai penjahat
perang karena dirinya telah mengenal Putin sejak 1990-an. Tillerson
mendapat penghargaan Tanda Jasa Persahabatan dari Putin pada 2013,
demikian Xinhua.
Senat AS kukuhkan Rex Tillerson sebagai menteri luar negeri
Kamis, 2 Februari 2017 10:26 WIB