Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Kementerian Sosial Republik Indonesia bersama
dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menyalurkan bantuan pangan
nontunai secara perdana kepada lebih dari 2.205 keluarga penerima
manfaat di Surabaya dan Lamongan, Jawa Timur.
Penyaluran bantuan pangan nontunai (BPNT) dilakukan melalui
agen-agen "branchless banking" BNI atau yang disebut Agen46 BNI sebagai
percontohan awal, demikian siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu.
Penyaluran BPNT dan bantuan sosial nontunai Program Keluarga Harapan
Menggunakan Kartu Keluarga Sejahtera tersebut dilaksanakan di Gedung
Olah Raga Bung Tomo, Surabaya, Jawa Timur, Minggu.
Penyaluran BPNT tersebut dilaksanakan oleh Menteri Sosial Khofifah
Indar Parawansa didampingi Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin
Kementerian Sosial Andi Z.A. Dulung, Direktur Jenderal Perlindungan dan
Jaminan Sosial Kementerian Sosial Hary Khidmat, serta Koordinator
Penyaluran Bantuan Sosial Himbara sekaligus Wakil Direktur Utama BNI
Suprajarto.
Khofifah mengatakan bahwa BPNT merupakan arahan Presiden RI Joko
Widodo dalam rapat terbatas yang digelar pada bulan Maret, April, dan
Juni 2016.
Kala itu, Presiden memberi arahan agar bansos makin diintegrasikan
secara nontunai dan subsidi pangan akan dikonversi dengan bantuan pangan
melalui Kartu Keluarga Sejahtera (KKS).
Presiden mengarahkan agar penerapan penyaluran bantuan pangan
pengganti subsidi pangan yang dikenal raskin atau rastra dapat mulai
diterapkan pada tahun 2017.
Program Subsidi Pangan ini dahulunya raskin, lalu diubah menjadi
rastra (beras untuk keluarga sejahtera). Subsidi pangan saat ini
dikonversikan menjadi bantuan pangan nontunai.
"Bapak, Ibu akan ditanya tentang hal ini. Maka, kuasai hal ini
karena secara terminologis mempunyai perbedaan yang signifikan," jelas
Khofifah.
Pada tahun 2017, nilai BPNT yang disalurkan mencapai Rp1,6 triliun.
Lantaran jumlahnya yang begitu besar, dia meminta pemerintah daerah dan
dinas sosial setempat menguasai mekanisme penyalurannya.
"Kelak akan muncul pertanyaan-pertanyaan terkait sistem baru
penyaluran bantuan ini. Apa itu subsidi pangan, apa bedanya dengan
bantuan pangan. Jelaskan kepada penerima manfaat" katanya.
Sementara itu, Wakil Dirut BNI Suprajarto mengungkapkan bahwa
sebanyak 2.205 keluarga penerima manfaat tersebut juga merupakan bagian
dari penerima bantuan sosial PKH nontunai dari total 24.000 KPM yang ada
di Kota Surabaya.
Untuk penyaluran BPNT di Surabaya, BNI telah menyiapkan 279 agen
yang siap menyalurkannya. Sementara itu, penyaluran BPNT di Lamongan
telah dilakukan sehari sebelumnya.
Sistem yang dipakai dalam penyaluran BPNT ini menggunakan kartu yang
memiliki multifungsi, yaitu sebagai "e-wallet" yang dapat menyimpan
data penyaluran bantuan pangan serta berfungsi sebagai kartu tabungan.
Dengan sistem tersebut, BPNT akan langsung disalurkan ke rekening
penerima manfaat dalam hal ini "e-wallet" dan hanya dapat digunakan
untuk membeli barang sesuai dengan program yang ditetapkan oleh
Pemerintah.
Dalam sistem penyaluran ini, dibangun pula sistem pengawasan berupa
"dashboard" yang bersifat "online" untuk pemantauan, penyaluran, dan
penyerapan bantuan sosial, serta rekonsiliasinya. Sistem ini dapat
diakses untuk kepentingan secara nasional sampai dengan desa.
"Untuk pengembangan ke depan, metode ini juga dapat diterapkan untuk
penyaluran bantuan sosial atau subsidi lainnya, seperti pupuk dan
elpiji, sehingga dapat mendukung program pemerintah untuk bantuan sosial
dan subsidi," jelasnya.
Penerima BPNT dapat mendatangi Agen46 BNI atau agen-agen "branchless
banking" lain dari Bank Himbara untuk memanfaatkan bantuan pangan
tersebut.
Kekhususan BPNT adalah pada penyalurannya yang hanya bisa dicairkan dalam bentuk komoditas pangan.
Pada Penyaluran BPNT perdana di Surabaya kali ini, BPNT hanya dapat
dicairkan menjadi beras bersubsidi sebanyak 10 kilogram dan gula
sebanyak 2 kg atau senilai Rp110.000,00 per penerima.
Bantuan tersebut tidak dapat dicairkan dalam bentuk uang. Untuk itu,
BPNT juga dapat dicairkan melalui Rumah Pangan Kita (RPK) yang dikelola
Bulog dan Warung Gotong Royong Elektronik (E-Warong) yang dioperasikan
oleh koperasi dibawah koordinasi Kementeriaan Sosial RI.
Jaringan Agen Bank Himbara saat ini mencapai lebih dari 165.000 agen
yang relatif cukup banyak dan luas sehingga dapat mengakomodasi
penyaluran beragam bantuan sosial. Sebanyak 16.000 agen di antaranya
siap menyalurkan BPNT.
Pada tahun 2017 sebanyak 1,4 juta orang penerima manfaat yang berada
di 51 kota/kabupaten akan menerima bantuan pangan nontunai melalui
bank-bank Himbara.
Agen Bank Himbara bekerja sama dengan Perum Bulog untuk menyediakan
barang natura, terdiri atas beras dan gula dengan nilai bantuan sebesar
Rp110 ribu per bulan dapat dicairkan untuk belanja barang tersebut.
Total penyaluran bantuan sosial di Provinsi Jawa Timur pada tahun
2017 ditetapkan akan mencapai Rp6 triliun. Khusus untuk Surabaya,
sebesar Rp145 miliar. Bantuan sosial tersebut terdiri atas Program
Keluarga Harapan, rastra, bansos lansia, dan bansos disabilitas.
BNI salurkan 2.205 bantuan pangan nontunai
Minggu, 12 Februari 2017 22:27 WIB