Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan
Udara (TNI AU) Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengatakan bahwa pihaknya
akan memperkuat Zona Identifikasi Pertahanan Udara (Air Defense
Identification Zone/ADIZ) untuk memaksimalkan pengamanan wilayah udara
nasional.
"Saat ini kita memang masih mengikuti ADIZ yang ditetapkan pada 1960,
yakni untuk area Jawa saja. ADIZ tersebut, berada di Madiun," katanya,
menjawab ANTARA News, usai memberikan pengarahan kepada seluruh
penerbang TNI Angkatan Udara yang terlibat dalam peringatan HUT ke-71
TNI AU, di Jakarta, Jumat.
Ia mengemukakan, untuk mengamankan wilayah udara nasional TNI AU akan
menggelar kekuatan di wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), antara lain
Ranai, Tarakan dan Morotai.
"Nah, di masa mendatang ADIZ itu akan kita tetapkan di wilayah pintu,
di wilayah ZEE, dengan tujuan siapapun yang akan melintas masuk ke
wilayah Indonesia melalui pintu itu harus menyebutkan identitasnya. ADIZ
kan tujuannya itu," tuturnya.
Ia pun menambahkan ada beberapa titik untuk penetapan ADIZ yakni sebelah utara Natuna, sebelah selatan Kupang.
"Namun, dalam waktu dekat ini kita programkan penetapan ADIZ di sebelah barat Kepulauan We," ujarnya.
Pada kesempatan terpisah, ia mengatakan jumlah pelanggaran wilayah udara nasional pada 2016 mengalami penurunan.
"Jika tahun sebelumnya mencapai ratusan, maka kini jumlahnya puluhan. Itu karena sistem radar kita sudah cukup bagus," ujarnya.
TNI Angkatan Udara telah menyusun dan mengajukan konsep zona
identifikasi pertahanan udara yang maksimal, mencakup seluruh wilayah
kepulauan dan ZEE sejauh 200 mil laut dari garis dasar pantai.
Konsep Indonesia ADIZ itu telah disampaikan oleh Kepala Staf Angkatan
Udara kepada Panglima TNI sejak dua tahun lalu, dan masih menunggu
tindak lanjut dengan Kementerian Pertahanan, Kementerian Luar Negeri,
serta Kementerian Perhubungan.
ADIZ Indonesia tidak lagi hanya bersifat parsial berupa lingkaran kecil
per kepulauan seperti ADIZ untuk Pulau Jawa saat ini, melainkan
berbentuk lingkaran besar mencakup ruang udara dari Sabang hingga
Merauke. Dengan konsep ini Indonesia dapat mengontrol seluruh ruang
udaranya secara maksimal pula.
"Tentu ADIZ perlu didukung peralatan, sarana, yang mumpuni, seperti
antara lain radar. TNI AU telah mengajukan program yang telah lama
diproyeksikan, yaitu penambahan 12 satuan radar. Saat ini ada 20 satuan
radar di seluruh Indonesia," demikian Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.
TNI AU perkuat zona identifikasi pertahanan udara
Jumat, 7 April 2017 22:14 WIB