Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Pemerintah Indonesia menyayangkan keputusan
pemerintah Amerika Serikat (AS) yang menarik diri keluar dari
Kesepakatan Paris tentang Perubahan Iklim, kata Juru Bicara Kementerian
Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir.
"Indonesia selama ini mengikuti dari dekat kebijakan pemerintah AS,
termasuk isu perubahan iklim. Terakhir kami mendengar AS menarik diri
dari Kesepakatan "Paris Climate Forum". Keputusan Amerika itu tidak
sejalan dengan komitmen kerja sama internasional," ujar Arrmanatha di
Jakarta, Jumat.
Menurut dia, Indonesia menilai keputusan AS untuk keluar dari
kesepakatan tersebut tidak sesuai dengan semangat kerja sama
internasional terkait adaptasi dan dampak negatif perubahan iklim yang
dirasakan masyarakat internasional.
"Indonesia yakin perubahan iklim merupakan tantangan global yang
membutuhkan kerja sama dan kontribusi semua pihak, baik negara maju
maupun negara berkembang sesuai prinsip kesepakatan internasional," ujar
dia.
Pemerintah RI menekankan bahwa tidak ada satu negara pun yang dapat
menangani dampak dan menanggulangi perubahan iklim sendiri. Untuk itu,
kerja sama internasional sangat diperlukan dalam menghadapi permasalahan
perubahan iklim.
"Indonesia akan senantiasa berkomitmen untuk menjadi bagian dari
solusi untuk mengatasi perubahan iklim, yang dirasakan oleh semua
pihak," ucap Arrmanatha.
Presiden AS Donald Trump mengatakan, Kamis, ia telah memutuskan
untuk menarik negaranya keluar dari Kesepakatan Paris, yang merupakan
kesepakatan global bersejarah dalam memerangi perubahan iklim.
AS akan berhenti menghormati bagian-bagian kesepakatan yang tak
mengikat "mulai hari ini," kata Trump pada acara jumpa pers di Taman
Mawar Gedung Putih.
Keputusan Trump untuk menarik Amerika Serikat dari Perjanjian Paris
itu merupakan pemenuhan janji yang dilontarkannya saat kampanye. Namun,
keputusan itu mendapat penentangan luas, baik di dalam maupun luar
negeri.
Sebelum keputusan tersebut diumumkan pada Kamis, Trump --yang pernah
mengatakan bahwa perubahan iklim itu adalah suatu "kabar bohong", telah
mengambil serangkaian tindakan yang ditujukan untuk membalikkan
kebijakan-kebijakan soal perubahan iklim yang digariskan pendahulunya,
mantan presiden Barack Obama.
Kesepakatan Paris soal perubahan iklim disetujui oleh hampir semua
negara di dunia pada 2015 setelah melalui perundingan panjang.
Kesepakatan itu dibuat untuk menangani perubahan iklim dengan
mengurangi pembuangan gas rumah kaca serta menetapkan suatu target
global untuk menjaga kenaikan temperatur rata-rata tidak lebih dari 2
derajat Celcius di atas tingkat praindustri.
Indonesia sayangkan AS keluar kesepakatan perubahan iklim
Jumat, 2 Juni 2017 15:59 WIB