Kupang (ANTARA GORONTALO) - Kepala Bidang Humas Polda NTT AKBP Jules Abraham
Abast mengatakan hasil penyelidikan sementara diketahui bahwa pembunuhan
terhadap purnawirawan TNI Angkatan Darat, Joao Perera Visente (55),
diduga akibat masalah perselingkungan.
"Kalau dari hasil penyelidikan sementara diduga motif kasus pembunuhan
itu karena perselingkungan," katanya saat dimintai keterangan lebih
lanjut soal hasil penyelidikan sementara pembunuhan Purnawirawan TNI-AD,
di Kupang Jumat.
Namun Jules mengaku belum bisa memberikan keterangan tambahan terkait
kasus tersebut, karena memang saat ini pihak kepolisian masih mencari
motif lainnya.
Sebelumnya Kepolisian Resor Kabupaten Belu, bersama Resmob Subden 2
Den A Pelopor Atambua menangkap DS, tersangka pembunuhan terhadap
seorang purnawirawan TNI AD, Joao Parreira Visente (55) di daerah
tersebut.
Tersangka pembunuhan itu (DS) ditangkap di Dusun Maukumu, Desa
Mandeu, Kecamatan Raimanuk, pada Rabu (28/6) sekitar pukul 22.20 Wita.
DS ditangkapkan karena diduga membunuh korban Joao Perreira Visente
yang merupakan purnawirawan TNI AD dan bekerja sebagai satpam kantor
LVRI di KM 16 Belu dan membuang jasad korban di hutan.
Mantan Kapolres Manggarai Barat ini menambahkan informasi soal motog
pembunuhan itu akan disampaikan jika memang sudah ada motif baru terkait
kasus itu.
"Untuk sementara masih diduga karena masalah perselingkungan. Penyelidikan masih terus dilakukan," tambahnya.
Berdasarkan hasil penyelidikan dan penyidikan, diduga ada dua orang
pelaku dalam kasus ini. Polisi sedang melakukan pengejaran terhadap
seorang pelaku lainnya.
"Satu pelaku lagi masih dalam pencarian oleh polisi setempat, dan
masih dalam pengejaran. Untuk saat ini DS masih ditahan dan diperiksa
lebih lanjut," ujarnya.
Sebelumnya, warga Desa Bakustulama, Kecamatan Tasifeto Barat,
Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), dikejutkan dengan temuan
jenazah pria penuh luka di hutan Dusin Baun wilayah setempat.
Komandan Kodim 1605 Belu Letkol Nurdihin Adi Nugroho, ketika dihubungi mengatakan kalau Joao adalah purnawirawan TNI AD.
Korban sudah pensiun sejak Januari 2015. Pangkatnya terakhir sebagai pembantu letnan dua (pelda).
Motif pembunuhan purnawirawan TNI AD diduga akibat perselingkungan
Jumat, 30 Juni 2017 22:12 WIB