Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(Bappenas) menginginkan koperasi dapat masuk ke semua sektor usaha
sehingga mampu berkontribusi optimal dalam pembangunan, kata Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro.
"Itulah kenapa saya punya ide untuk membawa koperasi dalam tataran
ekonomi yang lebih luas. Selama ini kan simpan pinjam dan distribusi,
padahal kan seperti kisah sukses di Eropa, koperasi bisa masuk ke semua
sektor usaha," ujarnya di Gedung Bappenas, Jakarta, Senin.
Saat
memberikan anugerah Koperasi Penggerak Pembangunan kepada koperasi yang
berhasil memberikan kontribusi bagi pembangunan nasional, ia
mengemukakan bahwa peran koperasi dalam arah pembangunan nasional adalah
mewujudkan koperasi sebagai penggerak pembangunan yang berdaya saing
dan berkelanjutan.
Upaya tersebut, dikatakannya, dilakukan
melalui peningkatan kontribusi ekspor koperasi dalam ekspor nasional,
peningkatan partisipasi koperasi dalam pembangunan infrastruktur
nasional, peningkatan peran koperasi dalam layanan keuangan,
pengembangan pariwisata nasional, rantai produksi global, serta
peningkatan sinergi koperasi dengan badan usaha milik desa (BUM Desa).
"Makanya, kami akan buat klasifikasi yang ekspor, infrastruktur,
maupun simpan pinjam supaya ada diversifikasi. Ke depan, mungkin nanti
bisa tambahkan lagi, mungkin sektor pariwisata atau yang lain yang sudah
bisa dimasuki oleh koperasi," kata mantan Menteri Keuangan (Menkeu) RI
tersebut.
Dalam peningkatan kontribusi ekspor, menurut dia, koperasi
diharapkan mampu menghasilkan kualitas produk ekspor, jaminan
ketersediaan produk, dan produk yang inovatif.
Ia mengapresiasi
koperasi yang telah melakukan ekspor, seperti Koperasi Baitul Qiradh
Baburrayyan yang melakukan ekspor kopi, Koperasi Industri Kerajinan
Rakyat Silungkang yang telah mengekspor produk kerajinan, dan koperasi
Serba Usaha Jatirogo yang telah melakukan ekspor Gula Semut.
Pemerintah juga terus mendorong koperasi untuk berperan dalam pembangunan infrastruktur.
Ia
mencontohkan koperasi yang telah berperan dalam bidang infrastruktur,
yaitu Koperasi Warga Semen Gresik yang telah berkontribusi memasok
material konstruksi bagi beberapa perusahaan konstruksi nasional.
Demikian juga, Koperasi Telekomunikasi Seluler (KISEL) yang memberikan pelayanan dalam membangun infrastruktur telekomunikasi.
Bambang menuturkan, koperasi perlu berperan lebih besar lagi dalam
mendukung pertumbuhan layanan keuangan dengan pengelolaan yang
profesional.
Jumlah anggota Koperasi Simpan Pinjam (KSP) atau
Unit Simpan Pinjam (USP) per 5 Juli 2017 adalah sebanyak 10,7 juta orang
dengan modal usaha sebesar Rp57,8 triliun.
"Ini akan menjadi bagian penting dalam percepatan peningkatan layanan keuangan," ujarnya.
Koperasi-koperasi yang telah memberikan layanan keuangan secara
profesional diantaranya Koperasi Kredit CU Lantang Tipo, Koperasi
Syariah Benteng Mikro Indonesia, KSP Syariah BMT Bina Ummat Sejahtera,
dan Koperasi Kredit CU Obor Mas.
Secara khusus, Bambang juga mengapresiasi koperasi sekunder nasional
dan koperasi sekunder provinsi yang telah berkontribusi dalam percepatan
pembangunan nasional.
Salah satu koperasi sekunder nasional,
yaitu Kopelindo Infrastruktur telah berperan menjadi penyedia bahan
konstruksi bagi beberapa perusahaan konstruksi nasional.
Sementara
itu, koperasi sekunder provinsi, yaitu Pusat Koperasi Unit Desa telah
berperan mendukung para petani dalam membangun pertanian di perdesaan.
"Ke depan, sektor pariwisata akan menjadi salah satu sektor
penggerak perekonomian Indonesia. Peluang pengelolaan sektor pariwisata
tersebut perlu ditangkap oleh koperasi sebagai bentuk pengembangan
usaha, disamping untuk peningkatan perekonomian masyarakat setempat,"
ujarnya.
Contoh koperasi yang bergerak di sektor pariwisata adalah
Koperasi Catra Gemilang yang berhasil mendorong pengembangan pengelolaan
wisata di daerah Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.
Selain itu,
ada juga Koperasi Jasa Wisata Mandiri Nusantara yang menyediakan jasa
wisata independen dan telah memperkenalkan daerah tujuan wisata
Indonesia.
Koperasi juga perlu memberikan peranan lebih besar dalam rantai
nilai global. Dalam pelaksanaannya, dinilai Bambang, koperasi sebaiknya
terlibat dari proses hulu sampai hilir.
"Dengan demikian, koperasi akan mendapatkan kepastian pasokan pasar
dan jaminan produk yang berkualitas," kata mantan Dekan Fakultas Ekonomi
Univesitas Indonesia (FEUI) itu.
Salah satu koperasi yang telah menjadi bagian dari rantai nilai
global adalah Koperasi di Papua yang mengolah hasil tanaman
rempah-rempah, dan menjadi bagian dari rantai nilai perusahaan global di
Amerika Serikat (AS).
Bambang menambahkan, pemerintah saat ini memberikan perhatian besar
terhadap pembangunan di perdesaan. Oleh karena itu, sangat perlu bagi
koperasi untuk meningkatkan sinergi dengan BUM Desa.
"Koperasi dapat menjadi salah satu unit usaha BUM Desa, karena
secara mendasar Koperasi memiliki asas yang sama dengan BUM Desa.
Koperasi dapat juga menjadi pilihan badan hukum bagi BUM Desa, jika
sudah ada peraturan yang memberikan pilihan kepada BUM Desa untuk
menjadi badan hukum," demikian Bambang Brodjonegoro.
Bappenas ingin koperasi masuk ke semua usaha
Senin, 31 Juli 2017 17:00 WIB