New York (ANTARA GORONTALO) - Harga minyak dunia berakhir lebih tinggi
pada Jumat (Sabtu pagi WIB), karena melemahnya dolar AS mengangkat
selera pasar terhadap minyak yang dihargakan dalam mata uang AS.
Dolar
AS jatuh terhadap sebagian besar mata uang utama pada Jumat (18/8) di
tengah meningkatnya ketidakpastian politik di Gedung Putih, membuat
minyak lebih menarik bagi investor yang memegang mata uang lainnya.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,17 persen menjadi 93,462 pada akhir perdagangan.
Selain
itu, Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan dalam laporan
mingguannya pada Rabu (16/8) bahwa persediaan minyak mentah turun
sebesar 8,95 juta barel pada minggu yang berakhir 11 Agustus, hampir
tiga kali ekspektasi pasar untuk penurunan 3,1 juta barel.
Para
analis mengatakan laporan tersebut meredakan kekhawatiran pasar untuk
kelebihan pasokan global dan mendukung harga minyak akhir pekan ini.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September, menambahkan 1,42 dolar AS menjadi menetap di 48,51 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Oktober, naik 1,69 dolar AS menjadi ditutup pada 52,72 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.