Negeri Sembilan (ANTARA GORONTALO) - Tim balap sepeda Indonesia membuat
kejutan pada balap sepeda SEA Games 2017 displin track setelah mampu
memberi perlawanan sengit yang salah satunya saat menghadapi juara
dunia, Azizulhasni Awang.
Pada balapan nomor sprint 200 meter
putra di National Velodrom Nilai, Negeri Sembilan, Malaysia, Senin
(28/8), pebalap Indonesia Puguh Admadi mampu bersaing ketat dengan juara
dunia asal tuan rumah Malaysia itu. Bahkan, pada balapan tersebut
sempat terjadi insiden.
Azizulhasni yang merupakan andalan
Malaysia itu sempat terjatuh saat beradu cepat dengan Puguh Admadi.
Hanya saja, setelah balapan diulang, andalan Indonesia harus tertinggal
dengan pebalap yang juga peraih perunggu Olimpiade 2016 Rio de Janeiro
itu.
Tidak hanya itu, meski pebalap Indonesia tidak berlatih di
lintasan track yang standart internasional, pebalap Nandra Eko Wahyudi
juga bisa mencuri medali perunggu pada nomor omnium putra. Untuk emas
direbut oleh Calvin Sim asal Singapura dan perak direbut pebalap tuan
rumah Sofian Nabil Omar.
Pebalap senior Uyun Muzizah ternyata
masih punya taring, terbukti mampu merebut perunggu nomor sprint putri.
Untuk emas dan perak direbut pebalap tuan rumah Fatehah Mustafa dan
Farina Shawati M Adnan. Sebelumnya, Indonesia mampu meraih perak dari
nomor tim sprint putri lewat Santia Tri Kusuma dan Chrismonita.
"Banyak
yang bilang kok Indonesia bisa ya? Seharusnya Thailand yang jadi
pesaing......Ini menunjukkan jika kita tidak diperhitungkan. Namun,
kenyataanya kita bisa meski hanya berlatih di velodrome yang tidak
sesuai standart," kata Ketua Umum PB ISSI Raja Sapta Oktohari.
Selain
mampu meraih medali dan tidak memiliki velodrome yang memadai, hal yang
cukup mengejutkan lagi adalah bahwa pebalap Indonesia hanya menggunakan
sepeda lama. Hal tersebut terjadi karena peralatan yang baru masih
tertahan birokrasi di Indonesia.
"Semestinya regulasi bisa
dikasih kelonggaran untuk perlengkapan atlet yang berjuang untuk
Indonesia. Sedih rasanya lihat perjuangan dengan kemampuan atlet kita
yang luar biasa tapi tidak setara dengan kelengkapannya. Dan ternyata
tertahan di negeri sendiri," kata pria yang akrab dipanggil Okto itu.
Pria
yang juga seorang promotor tinju profesional itu mengaku cukup iri
dengan Malaysia yang dinilai sangat fokus dalam memenangkan setiap lomba
dan pertandingan yang diikuti. Dukungan dari semua pihak termasuk
pemerintah terlihat nyata.
Hasilnya prestasi memang diraih. Untuk
itu Indonesia harus secepatnya bangkit karena banyak kejuaraan yang
sudahj didepan mata. Apalagi Indonesia bakal menjadi tuan rumah
pelaksanaan Asian Games 2018 Jakarta dan Palembang.
"Kalau kita
gak siap, Asian Games akan menjadi bumerang terhadap image Indonesia di
mata internasional kalau kita gak fokus mendorong prestasi atlet," kata
mantan ketua HIPMI itu.
Untuk menghadapi banyaknya kejuaraan,
Indonesia harus bergerak cepat untuk melakukan perubahan. Menurut Okto
pihaknya akan melakukan evaluasi dan perombakan pada manajemen timnas
balap sepeda Indonesia usai mengikuti kejuaraan dua tahunan ini.
SEA Games 2017 - Indonesia kejutkan lawan balap sepeda
Selasa, 29 Agustus 2017 2:50 WIB