Jombang (ANTARA GORONTALO) - Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten
Jombang, Jawa Timur, KH Sholahudin Wahid mengatakan bahwa para santri
saat memperingati hari santri jangan hanya dengan upacara saja, tapi
juga harus meningkatkan kemampuan diri untuk siap bersaing.
"Tidak ada kata lain, harus belajar yang rajin, banyak membaca.
Hari santri jangan hanya diperingati dengan upacara saja, tapi yang awal
harus belajar," katanya di Jombang, saat dikonfirmasi terkait dengan
hari santri, Minggu.
Ia mengatakan, pondok pesantren saat ini banyak yang sudah maju.
Namun, semua masih harus dikembangkan, salah satu contohnya di Pesantren
Tebuireng, Kabupaten Jombang. Di pesantren ini ia merasa masih harus
ditingkatkan berbagai fasilitasnya serta kualitas sumber daya manusia,
sehingga siap berdaya saing.
"Di Tebuireng perlu ditingkatkan lagi mudah-mudahan secepatnya
baik. Ini juga harus terjadi pada semua pesantren. Jika ingin baik,
semua tergantung pesantrennya, kemampuan guru, kesadaran pengasuh
pesantren serta murid," kata pria yang akrab disapa Gus Sholah ini.
Memperingati Hari Santri 2017, di Pesantren Tebuireng, Kabupaten
Jombang, digelar berbagai macam kegiatan. Sebelumnya, telah digelar
kegiatan seminar tentang resolusi jihad, membedah pemikiran dan
perjuangan KH Hasyim Asyari yang dihadiri sejumlah tokoh penting lainnya
pada Sabtu (21/10). Selain Gus Sholah, juga hadir Ketua MPR Zulkifli
Hasan, Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Yudian Wahyudi, mantan
Menteri Agama KH Tolchah Hasan serta pakar sejarah Ali Haidar.
Setelahnya, juga digelar "Istigatsah kubro" serta parade selawat
banjari dan Ishari Cukir. Acara tersebut juga dilanjutkan dengan
pembacaan kilas resolusi jihad oleh KH Sholeh Qosim yang merupakan
pejuang hizbullah.
Rangkaian peringatan hari santri juga masih dilanjutkan dengan
kegiatan apel bersama di terminal kawasan makam mantan Presiden KH
Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur. Acaara itu juga
diikuti ratusan santri putra maupun putri serta dari berbagai badan
otonom Nahdlatul Ulama.
Dalam kegiatan tersebut, juga digelar drama kolosal perjuangan,
seni bela diri dan dilanjutkan dengan kirab resolusi jihad. Kegiatan itu
dilakukan di sepanjang jalan protokol dekat dengan Pesantren Tebuireng,
Kabupaten Jombang.
"Dari Pesantren Tebuireng memang sudah mengagendakan untuk
peringatan Hari Santri. Beberapa agenda yang kami lakukan seperti parade
selawat banjari dan ishari, setelah selesai langsung kilas resolusi
jihad. Pada Minggu ini, kami mengadakan apel bersama dengan disertai
drama kolosal perjuangan dan seni bela diri dan dilanjutkan kirab
resolusi jihad," kata Kepala Pondok Pesantren Tebuireng Kabupaten
Jombang Iskandar.
Gus Sholah: Hari Santri jangan upacara saja
Minggu, 22 Oktober 2017 16:10 WIB