Gorontalo (ANTARA) -
Save the Children Indonesia dan lembaga Sahabat Keluarga, Anak, dan Perempuan (SALAMPUAN) Gorontalo berkolaborasi untuk memulihkan anak-anak korban banjir, sebagai upaya merespon situasi pasca bencana banjir bandang di Kota Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo.
Penanggungjawab program SALAMPUAN Rahmawati Parman, Senin, mengatakan aktivitas yang telah dilaksanakan sejak banjir bandang 10 Juli 2024 yakni dengan menyiapkan bantuan makanan siap saji bagi korban, distribusi perlengkapan sanitasi bagi perempuan, makanan pendamping ASI dan sanitasi bagi bayi serta kebutuhan obat-obatan di area Kota Gorontalo.
Sedangkan pada tanggal 22 Juli 2024 Banjir di Kota Gorontalo telah surut dan memasuki telah memasuki fase pemulihan pasca bencana.
Laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak dua kabupaten dan kota di Provinsi Gorontalo terdampak, hingga saat ini beberapa titik di Kabupaten Gorontalo masih terendam air.
BNPB mencatat lebih dari 7000 jiwa warga terdampak di Kabupaten Gorontalo mengungsi termasuk diantaranya adalah anak-anak.
Menurutnya, dalam laporan global Save the Children sebelumnya pada September 2021 yang bertajuk Born into the Climate Crisis menjelaskan krisis iklim di Indonesia membawa dampak nyata dan dirasakan oleh anak-anak saat ini.
“Bersama Save the Children Indonesia, SALAMPUAN akan fokus melakukan respons bencana banjir dan longsor di tiga kecamatan yaitu Tilango, Limboto, Batudaa dan sebagian area di Kota Gorontalo yaitu Lekobalo. Sambil melakukan intervensi, kami sedang memperbaharui assessment lapangan terkait lokus intervensi pada titik pengungsi yang ada dan area yang masih terendam air”, kata Rahma.
Respon yang dilakukan bertujuan untuk berupaya memenuhi hak anak dalam situasi darurat seperti hak kesehatan dan kebersihan serta hak belajar.
Terkait dengan itu, pada 20 Juli 2024 Save the Children dan SALAMPUAN telah mendistribusikan paket Back to School pada anak-anak di Kabupaten Gorontalo, menyelenggarakan edukasi kesiapsiagaan bencana pada anak dan pentingnya menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
Selain itu juga dilaksanakan klinik keliling dan distribusi perangkat kebersihan bagi pengungsi yang masih bertahan di posko pengungsian.
“Dalam situasi bencana diharapkan anak-anak tetap bisa belajar, bermain dan pulih melalui kelas anak yang disediakan oleh SALAMPUAN,” tambahnya.
Ia menambahkan, anak-anak di Indonesia yang lahir pada 2020 akan menghadapi tiga kali lebih banyak ancaman banjir dari luapan sungai, dua kali lebih banyak mengalami kekeringan serta tiga kali lebih banyak gagal panen.
Lebih buruk lagi, dampak krisis iklim ini membuat jutaan anak dan keluarga jatuh dalam kemiskinan jangka panjang di Indonesia.