Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia
dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani mendorong kalangan industri
untuk lebih banyak lagi menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi (iptek) dan inovasi anak bangsa.
"Pemanfaatan hasil iptek dan inovasi sendiri di kalangan masyarakat
khususnya pelaku ekonomi dan industri belum maksimal. Yang kami
perjuangkan saat ini bagaimana agar setiap iptek yang dihasilkan
bermanfaat di masa depan," kata Puan saat membuka Indonesia Science Expo
(ISE) 2017 di Jakarta, Senin.
Karena belum maksimal digunakan oleh pelaku ekonomi dan industri,
ia mengatakan hasil dari pengembangan iptek anak negeri selama ini jadi
belum optimal pula dirasakan manfaatnya di dalam negeri.
Ini, menurut Puan, bisa dicermati dari sektor lapangan usaha yang
memiliki kontribusi terbesar pada perekonomian nasional seperti
pertanian, kelautan, perikanan, pertambangan dan industri yang
kontribusinya mencapai 40 persen Produk Domestik Bruto (PDB) atau
senilai Rp5.600 triliun per tahun namun belum ditopang secara optimal
oleh pemanfaatan hasil-hasil penelitian dan pengembangan lembaga-lembaga
penelitian dan perguruan tinggi di Indonesia.
Karenanya, ia mengatakan kegiatan seperti Indonesia Science Expo
2017 ini menjadi sarana strategis untuk memperkenalkan karya lembaga
penelitian di Indonesia yang bisa dimanfaatkan industri dan masyarakat.
"Potensi hasil riset dan pengembangan lembaga litbang mulai dari
LIPI, BPPT, BATAN hingga perguruan tinggi sangat besar. Dari mereka saja
ada 1.391 paten dan LIPI merupakan penghasil paten tertinggi mencapai
513 paten," ujar dia.
"Kendalanya yang disampaikan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan
Tinggi (Menristekdikti) tadi untuk semakin mengembangkan iptek hanya
satu, kurang partisipasi dan koordinasi Kementerian/Lembaga dan pihak
swasta. Ini tantangannya," ujar Puan.
Harapannya dengan adanya Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) dan
Undang-Undang (UU) Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan
Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Sisnas Iptek) nanti, persoalan
klise atau teknis yang dihadapi dunia penelitian dan pengembangan
selama ini bisa selesai karena Kementerian/Lembaga hingga pihak industri
akan sinergi, lanjutnya.
Menristekdikti Mohamad Nasir mengatakan dengan adanya UU Sinas
Iptek nanti harapannya kegiatan riset dan pengembangan semakin baik
lagi. Sesuai Nawacita ke-6 yang menekankan daya saing maka Kementerian
juga akan membuat program riset semakin baik ke depan.
Sebelumnya, di 2014, hasil riset yang menjadi inovasi hanya
mencapai 15, di 2014 mencapai 25, di 2015 mencapai 52, di 2016 mencapai
331, sedangkan di 2017 jumlahnya menjadi 661.
Riset, lanjutnya, terus didorong untuk bisa bermanfaat bagi
masyarakat. Sedangkan dana riset juga terus didorong meningkat, dari
0,08 persen Produk Domestik Bruto di 2015 menjadi 0,2 persen di 2016 dan
kini mencapai 0,25 persen di 2017.
Menko PMK didampingi Menristekdikti dan Plt Kepala LIPI Bambang
Subiyanto usai membuka ISE 2017 yang digelar LIPI dari 23 hingga 26
Oktober 2017 di Balai Kartini mendatangi sejumlah peserta expo. Expo
kedua ini diikuti 176 peserta yang menghadirkan berbagai hasil riset dan
pengembangan di berbagai sektor.
Menko PMK dorong penggunaan inovasi iptek anak bangsa
Senin, 23 Oktober 2017 15:25 WIB