Larantuka (ANTARA GORONTALO) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut
Binsar Pandjaitan menilai Nusa Tenggara Timur (NTT) termasuk wilayah
yang memiliki kekayaan terpendam di Indonesia, bahkan potensi perputaran
uang dari garam dapat mencapai Rp30 triliun.
"Apabila dikalkulasi dengan perhitungan biaya saat ini, maka akan
ada perputaran uang sekitar Rp30 triliun di NTT, dan hanya dari garam,"
katanya saat melakukan kunjungan kerja ke Larantuka, Ibu Kota Kabupaten Flores Timur (Flotim), NTT, Selasa (31/10).
Lahan garam di NTT, menurut data yang dimiliki Pemerintah, dari satu
hektare lahan dapat menghasilkan 100 ton garam, sehingga bila ada
21.000 hektare lahan garam, maka berpotensi memproduksi hingga 21 juta ton garam.
"Potensi garam di daerah ini, jika dikelola secara
maksimal, maka bisa menutup garam impor yang berlangsung selama ini," ujarnya.
Namun, ia pun menilai bahwa selama ini provinsi berbasis kepulauan itu tidak
diurus secara holistik dan terintegrasi, termasuk di Kota Larantuka yang memiliki begitu banyak kekayaan yang terpendam.
"NTT adalah provinsi yang memiliki banyak kekayaan. Namun, sayangnya
kurang diperhatikan selama ini, karena manajemen pembangunan tidak
dilakukan secara holistik dan terintegrasi," katanya.
Oleh karena itu, Luhut juga mengingatkan, masyarakat lokal pun harus
mendapatkan manfaat dari potensi garam NTT, terutama masyarakat sebagai
pemilik tanah yang dijadikan lahan garam.
"Saya sudah bilang juga dengan pengusaha-pengusaha dan PT Garam,
pokoknya rakyat itu yang punya lahan harus juga menikmati. Jadi, semua
terintegrasi," katanya.
Ia pun menimpali, "Saya juga sudah berpesan kepada semua pihak,
termasuk Menteri Agraria dan Tata Ruang, tanah yang punya rakyat itu
harus menikmati garam."
Selain itu, ia juga berharap pihak
gereja, pastor, pendeta, majelis ulama Indonesia (MUI) dan tokoh
setempat untuk mengajarkan kebersihan kepada masyarakat.
Apalagi,
NTT juga dikenal sebagai wilayah yang masyarakatnya terdiri atas banyak
suku dan agama, namun mampu menjaga keharmonisan bermasyarakat untuk
kedamaian bersama.
"Saya tanya Pak Gubernur, turis ke NTT katanya mencapai satu juta
dan mungkin tahun depan sekitar satu juta dua ratus. Kalau infrastruktur
kita perbaiki, maka 2019 akan mencapai dua juta turis," ujarnya,
mengutip percakapan dengan Gubernur NTT Frans Lebu Raya.
Labuan
Bajo, dikemukakannya, sudah menjadi salah satu daerah tujuan pariwisata
terbaik, termasuk wilayah Pulau Komodo, sehingga berharap NTT
mengembangkan potensi pariwisata lainnya.
Namun, ia menegaskan kembali bahwa semua pihak harus memperhatikan masalah kebersihan.
Bila pariwisata NTT berkembang, maka diperkirakan akan menjadi
provinsi kaya dengan pendapatan Rp60 triliun dari garam dan pariwisata,
demikian Luhut Binsar Pandjaitan.
Luhut: Potensi perputaran uang garam NTT Rp30 triliun
Rabu, 1 November 2017 11:46 WIB