Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Hati Hanjani Putri (18) berbunga-bunga ketika
mendapat surat elektronik balasan dari Panitia Asian Games 2018
(Inasgoc) yang mengabarkan bahwa ia dipanggil untuk mengikuti seleksi
sebagai relawan (volunteer).
Mahasiswi semester tiga Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Padjajaran, Bandung itu pun dengan penuh semangat mengikuti tahap demi
tahap proses seleksi yang diselenggarakan di Lembaga Pengembangan
Perbankan Indonesia (LPPI) di kawasan Kemang, Jakarta Selatan pada akhir
November lalu.
Tidak mau ambil risiko terlambat saat mengikuti proses seleksi,
Hanjani pun berangkat dari rumah orang tuanya di Bekasi pukul 04.00,
meski proses seleksi dijadwalkan pukul 07.30 WIB.
Lebih baik tiba lebih awal di lokasi seleksi daripada harus menembus
kemacetan luar biasa parah saat melalui tol Cikampek menuju kawasan
Kemang yang juga terkenal padat saat jam sibuk.
Sebagai mantan atlet karate saat duduk di bangku SMA dan menguasai
bahasa Inggris, tidak banyak halangan yang dihadapi gadis kelahiran 17
Januari 1999 itu saat menjalani wawancara dan ia pun dinyatakan lulus.
Panitia memang sudah menetapkan bahwa salah satu syarat untuk
menjadi relawan adalah memiliki minat terhadap olahraga serta kemampuan
berbahasa asing, selain pengetahuan mengenai pariwisata.
Bersama 2.000 peserta lain yang lolos dari sekitar 25.000 pelamar
untuk tugas Test Event pada Februari 2018 mendatang, Hanjani kemudian
menandatangani kontrak sebagai relawan sebelum mengikuti proses
pelatihan selama beberapa hari di tempat yang sama.
Semangat yang sama juga diperlihatkan oleh Dewi Fatimah, mahasiswi
semester tujuh Institut Pertanian Bogor, dan Diana Olivia, mahasiswi
semester tiga dari Universitas Pertamina Jakarta, serta ribuan peserta
lainnya yang rata-rata mahasiswa.
Hanjani, Dewi dan Diana yang ditemui saat mengikuti pelatihan
beberapa waktu lalu di komplek LPPI itu menegaskan bahwa motivasi mereka
melamar sebagai relawan adalah keinginan untuk menjadi bagian dari
sebuah peristiwa bersejarah yang mungkin hanya sekali seumur hidupnya.
"Asian Games adalah peristiwa bersejarah dan mungkin hanya sekali
seumur hidup. Kalau tidak sekarang, kapan lagi bisa menjadi bagian dari
sejarah," kata Hanny yang diamini oleh Dewi dan Diana.
Apa yang menjadi motivasi Hanjani, Dewi, Diana dan ribuan relawan
lainya, sesuai dengan moto sukarelawan Asian Games 2018, yaitu "Jadilah
Bagian Dari Sejarah".
Karena ketatnya persaingan, tidak banyak yang seberuntung mereka
untuk bisa merasakan pengalaman sebagai bagian dari sebuah kegiatan
olahraga terbesar kedua di muka bumi setelah Olimpiade.
Seperti yang diceritakan Dewi, dari 10 orang temannya sekampus yang
sama-sama mendaftar, hanya ia sendiri yang dinyatakan lulus. Sebagian
malah sudah tersingkir sejak tahap seleksi berkas.
Kebanggaan
Sabagai relawan, mereka menyadari bahwa panitia tidak menyediakan
gaji, tapi hanya berupa uang makan dan uang transpor, serta pakaian
seragam dan sepatu.
"Bagi kami, menjadi bagian dari pesta Asian Games adalah sebuah
kebanggaan karena kami tidak hanya sebagai penonton di rumah sendiri.
Banyak teman di kampus yang memuji dan mengatakan bahwa kami keren bisa
jadi volunteer Asian Games," kata Hanny dengan nada bangga.
Sebanyak 2.000 yang sudah dinyatakan lulus dan mengikuti pelatihan,
akan bertugas pada Test Event pada 10-24 Februari 2018 mendatang.
Sementara untuk ajang yang sebenarnya, yaitu Asian Games 2018 yang akan
berlangsung 18 Agustus sampai 2 September, akan dibutuhkan lagi sebanyak
11.000 orang dan pendaftaran baru sebagai relawan akan dibuka mulai 11
Januari 2018 mendatang.
Mereka yang sudah bertugas pada Test Event dan dianggap mampu
memperlihatkan kinerja yang memuaskan, diberi kesempatan untuk kembali
bertugas pada Games Time tanpa harus mengikuti proses seleksi lagi.
Test Event adalah ajang uji coba yang diikuti 10 cabang olahraga,
yaitu atletik, panahan, bola basket, bulu tangkis, tinju, sepak bola,
pencak silat, taekwondo, bola voli, dan angkat besi.
Panitia Inasgoc membagi kelompok sukarelawan dalam dua kelompok,
yaitu untuk Test Event sebanyak 2.000 orang yang akan bertugas pada
10-24 Februari 2018, serta penyelenggaraan Asian Games (Games Time)
sebanyak 11.000 orang pada 18 Agustus sampai 2 September 2018.
Jadi lebih hidup
Kelompok relawan sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam
setiap kegiatan olahraga multi event, termasuk Asian Games.
Dengan ciri-ciri pakaian seragam dengan warna mencolok, mereka
gampang ditemui di tempat-tempat strategis, mulai dari bandara, arena
pertandingan, hotel dan perkampungan atlet. Mereka bekerja tanpa kenal
lelah dan satu tujuan, yaitu memastikan segala sesuatunya berjalan
dengan lancar.
Pada dasarnya, setiap orang bisa menjadi sukarelawan asalkan
memiliki komitmen yang kuat untuk melayani tanpa mendapatkan gaji.
Kalaupun ada imbalan, sifatnya hanyalah bantuan uang transpor dan makan,
serta fasilitas lain berupa seragam.
Untuk multi event yang lebih besar, seperti Olimpiade Rio de Janeiro
pada 2016 lalu, panitia melibatkan sekitar 50.000 relawan yang tidak
hanya berasal dari Brazil, tapi juga dari 56 negara berbeda.
Dari jumlah tersebut, 80 persen adalah warga lokal Brazil dan 20
persen berasal dari berbagai belahan dunia. Bahkan pada Olimpiade Tokyo
2020 mendatang, panitia akan merekrut sebanyak 80.000 relawan untuk
memenuhi berbagai kebutuhan.
Melihat besarnya peran yang diberikan oleh para sukarelawan, tidak
salah bila Panitia Olimpiade London 2012 Lord Sebastian Coe menyatakan
bahwa "relawan sudah menjadi aliran darah Olimpiade".
Ketua Inasgoc Erick Thohir menyatakan bahwa sebanyak 13.000 tenaga
relawan berusia antara 18-40 tahun diperlukan untuk melaksakan tugas
pendukung seperti mengantar tamu asing yang penting, pengantar ofisial,
dan atlet Asian Games, pendukung protokoler penyelenggaraan, serta
tugas-tugas umum di lapangan.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 30 persen diantaranya dialokasikan bagi warga negara asing yang berdomisili di Inodnesia.
Para sukarelawan itu akan terbagi dalam empat kategori tugas yaitu
asisten protokoler yang akan mendampingi tamu-tamu asing yang penting,
pendamping delegasi negara-negara peserta Asian Games termasuk ofisial
dan atlet, penghubung antarlembaga, dan tugas-tugas umum lainnya.
Artikel Asian Games : "kami juga ingin jadi bagian dari sejarah"
Rabu, 6 Desember 2017 14:38 WIB