London/New York (ANTARA GORONTALO) - Bitcoin kehilangan hampir seperlima
nilainya dalam 10 jam pada hari Jumat, setelah melonjak lebih dari 40
persen dalam 48 jam sebelumnya, memicu kekhawatiran pasar soal
kemungkinan mengalami keruntuhan harga.
Pada hari yang sibuk pada
hari Kamis, bitcoin melompat dari bawah 16.000 dolar menjadi 19.500
dolar dalam waktu kurang dari satu jam di GDAX yang berbasis di AS,
salah satu bursa terbesar di dunia, dan sekitar 15.900 dolar di Bitstamp
yang berbasis di Luksemburg.
Beberapa pengamat pasar mengaitkan kenaikan tersebut ke peluncuran perdagangan berjangka Bitcoin di bursa utama.
Setelah
kemudian naik ke 16.666 dolar di Bitstamp sekitar pukul 0200 GMT pada
hari Jumat, mata uang virtual itu turun menjadi 13.482 dolar sekitar
1200 GMT—terkoreksi lebih dari 19 persen. Kemudian terakir turun 8,2
persen menjadi 15.232,32 dolar di BitStamp.
Pada hari Minggu,
bursa Cboe Global Markets yang berbasis di Chicago akan meluncurkan
kontrak berjangka mata uang digital, yang akan diikuti oleh CME Group
minggu depan.
Craig Erlam, analis pasar senior di OANDA di
London, mengatakan bahwa investor mungkin telah mengambil keuntungan
dari kenaikan bitcoin menjelang peluncuran Cboe, yang bisa membuka pintu
bagi spekulator pendek yang percaya bahwa harga telah meningkat terlalu
cepat.
Seiring investor bersiap untuk peluncuran Cboe, beberapa
bank besar AS, termasuk JPMorgan Chase dan Citigroup, tidak akan segera
menghapus perdagangan bitcoin untuk klien begitu investor mulai
melakukan kontrak perdagangan berjangka, kata laporan Financial Times.
JPMorgan dan Citigroup tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Pada
hari Kamis, Goldman Sachs Group Inc mengatakan bahwa pihaknya berencana
untuk menghapus perdagangan berjangka bitcoin untuk beberapa klien
ketika kontrak baru berlangsung di bursa dalam beberapa hari mendatang,
demikian Reuters melaporkan.
Bitcoin jatuh jelang peluncuran di bursa berjangka
Sabtu, 9 Desember 2017 13:42 WIB