Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Sekitar 100 intelektual Yahudi menandatangani
petisi yang mengutuk keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump
mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Mereka juga menuntut Trump
mencabut kembali deklarasi pengakuan itu.
Dalam petisi yang
dirilis Kamis waktu AS atau beberapa hari setelah pernyataan Trump itu,
lebih dari 110 tokoh dari berbagai perguruan tinggi di AS menyeru Trump
menarik kembali deklarasi Yerusalem ibu kota Israel itu.
"Kami
menulis sebagai para intelektual Yahudi demi mengutarakan kecemasan kami
atas keputusan pemerintahan Trump yang telah menjungkirbalikkan
kebijakan bipartisan bertahun-tahun AS karena mengumumkan Yerusalem ibu
kota Israel dan memerintahkan pemindahan kedutaan besar AS dari Tel
Aviv," bunyi petisi ini seperti dikutip laman The Hill.
Mereka
menyebut deklarasi dari pemerintah Amerika Serikat yang mendukung
kepemilikan tunggal Yahudi atas Yerusalem telah menambah penderitaan
yang dialami kota ini yang sekaligus memupuk api kekerasan baru.
Petisi ini juga mengecam pemerintah Israel karena telah diskriminatif terhadap warga Palestina.
"Penduduk
Palestina di Yerusalem mengalami ketimpangan yang sistematis, termasuk
distribusi tidak merata anggaran daerah dan pelayanan kota, pengabaian
izin bangun yang justru diberikan kepada penduduk Yahudi, penggusuran
rumah, dan penyitaan properti Palestina demi permukiman Yahudi," kata
para intelektual Yahudi ini dalam petisi tersebut.
"Sebaliknya,
warga Palestina di Tepi Barat, tidak seperti penduduk Yahudi Israel di
wilayah ini, diwajibkan memiliki izin khusus untuk bisa mengunjungi
tempat-tempat suci di Yerusalem," tutup mereka.
100-an intelektual Yahudi tuntut Trump cabut deklarasi Yerusalem
Sabtu, 9 Desember 2017 18:47 WIB