Samarinda (ANTARA GORONTALO) - Kapal tunda atau "tugboat" Charles diduga
melintas di zona konflik sehingga tujuh krunya disandera kelompok
bersejata Filipina Abu Sayyaf.
"Dugaan tersebut masih harus klarifikasi dari enam anak buah kapal
(ABK) yang saat ini ada di kapal tunda tersebut," ujar Kepala KSOP Kelas
II Samarinda Kolonel Laut Yus K Usmany, di Samarinda, Jumat.
Dugaan tersebut kata Yus K Usmany, saat ini masih didalami pihak TNI dan kepolisian.
"Indikasi seperti itu saat ini tengah didalami pihak TNI dan Polri
di Balikpapan. Kami hanya menyampaikan kepada pihak KP3 bahwa informasi
kru kapal tunda Charles yang berangkat 13 orang namun yang kembali hanya
enam dan itu yang menjadi ranah kami sehingga kami pertanyakan," jelas
Yus K Usmany.
KSOP Kelas II Samarinda lanjut Yus K Usmany, mengeluarkan izin
berlayar pada kapal tunda yang menarik tongkang Robby 152 tanggal 3 Juni
2016.
Pada 22 Juni 2016, tujuh kru kapal tunda itu dilaporkan disandera di sekitar wilayah perairan Jolo, Filipina.
Beberapa kapten kapal yang mengaku kerap melintas di wilayah
perairan Selatan Filipina mengatakan, kawasan itu memang dikenal rawan
bagi pelayaran.
Jalur aman bagi pelayaran di kawasan itu kata salah seorang kapten
kapal yang juga bekerja pada PT Rusianto Bersaudara yakni berlayar jauh
menghindari daratan.
"Biasanya, kami menjauh dari daratan yakni sekitar 50 mil untuk
menghindari perompak. Kawasan itu memang selama ini dikenal rawan. Kami
menduga, kapal tunda Charles kemungkinan memotong jalur mendekati
kawasan itu sehingga mudah dijangkau para penyandera," ujar salah
seorang kapten kapal.
Informasi penyanderaan tersebut pertama kali disampaikan Dian
Megawati Ahmad, istri salah satu kru tugboat Charles pada Rabu (22/6).
"Suami saya menghubungi menggunakan nomer telepon penyandera dan
mengatakan dia tengah disandera kelompok Abu Sayyaf. Dia mengatakan
disandera bersama enam kru tugboat lainnya dan saya diminta menghubungi
pihak perusahaan dan kepolisian," ujar Dian Megawati.
Menurut ia, Ismail yang merupakan Mualim I dari kapal tunda tersebut disandera terpisah dengan tiga kru lainnya.
"Suami saya disandera bersama tiga kru, yakni Robin, Muhammad Nasir
dan Sofyan. Sementara, Feri sebagai kapten kapal disandera terpisah
dengan dua orang lainnya yang saya tidak tahu namanya. Kami sulit
menghubungi, karena setiap kali menelpon selalu berganti-ganti nomer
telepon," katanya.
Dian Megawati mengungkapkan penyandera meminta uang tebusan kepada
pihak perusahaan pemilik kapal tunda itu sebesar 200 juta Ringgit
Malaysia.
"Jika tidak, penyandera akan memenggal para sandera tersebut," katanya.
Berdasarkan data yang berhasil dihimpun, dari 13 kru kapal tunda
Charles, tujuh orang diduga disandera kelompok Abu Sayyaf yakni, Ferry
Arifin (nahkoda), Ismail (Mualim I), Muhammad Mahbrur Dahri (KKM), Edi
Suryono (Masinis II), Muhammad Nasir (Masinis III), Muhammad Sofyan
(Oliman) serta Robin Piter (juru mudi).
Sementara, enam kru yang berhasil kembali bersama tugboat Charles
yakni, Andi Wahyu (Mualim II), Syahril (Masinis IV), Albertus Temu
Slamet (juru mudi), Reidgar Frederik Lahiwu (juru mudi), Rudi Kurniawan
(juru mudi) dan Agung E Saputra (juru masak) .
Tugboat Charles diduga melintas di zona konflik
Jumat, 24 Juni 2016 22:05 WIB