Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Industri sarung tangan karet merupakan salah
satu manufaktur hilir yang tengah diprioritaskan pengembangannya sebagai
sektor padat karya berorientasi ekspor, dan juga dipacu daya saingnya
melalui kegiatan riset teknologi secara mandiri agar meningkatkan
produksi dan inovasi.
“Industri sarung tangan karet mampu bertahan dan berkembang dengan baik
dari segi kemampuan produksi maupun ekspor, meskipun saat ini masih
menghadapi kendala ketidakpastian pasokan gas baik dari sisi volume
maupun harga yang relatif masih kurang kompetitif jika dibandingkan
dengan negara pesaing lainnnya,†kata Menteri Perindustrian Airlangga
Hartarto pada Peresmian Glove Plant 6 PT. Medisafe Technologies di Deli
Serdang, Sumut, Kamis.
Menperin melalui rilis pers megungkapkan, produsen sarung tangan karet
nasional saat ini mampu menunjukkan eksistensinya di kancah persaingan
global baik secara kualitas maupun kuantitas.
Hal ini dilihat dari kemampuan produk sarung tangan karet Indonesia yang
menembus pasar ekspor, di mana lebih dari 90 persen dipasarkan ke
berbagai negara di benua Amerika dan Eropa.
“Nilai ekspor sarung tangan karet Indonesia tahun 2016 sebesar USD
232,50 juta atau menempatkan posisi sarung tangan karet sebagai produk
ekspor kedua terbesar setelah ban dalam produk barang-barang karet
hilir,†paparnya.
Menperin optimistis, kemampuan ekspor tersebut masih dapat ditingkatkan
mengingat terbukanya peluang yang besar seiring globalisasi perdagangan
yang terjadi saat ini.
Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya strategis baik dari Pemerintah
maupun para pelaku usaha untuk meningkatkan daya saing industri sarung
tangan karet nasional sehingga produknya mampu meraih kepercayaan pasar.
Direktur Industri Kimia Hilir Kemenperin Teddy Caster Sianturi
mengatakan industri hilir berbasis karet merupakan salah satu sektor
prioritas yang akan dikembangkan dalam jangka menengah dan panjang. Hal
ini berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 2015 tentang Rencana
Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035.
“Berbekal hal tersebut, Pemerintah telah memiliki landasan yang kuat
untuk mengambil kebijakan-kebijakan untuk semakin mendorong pertumbuhan
industri berbasis karet, antara lain memberikan proteksi, mengoptimalkan
iklim usaha serta pemberian berbagai macam fasilitas insentif bagi
industri existing dan calon investor baru,†papar Teddy.
Dalam upaya peningkatan kinerja industri sarung tangan karet nasiaonal,
menurutnya, keberadaan fasilitas penelitian dan pengembangan sangat
diperlukan mengingat Indonesia merupakan negara penghasil karet alam
terbesar kedua di dunia setelah Thailand.
Namun, selama ini 80 persen produk karet alam primer Indonesia diekspor dan hanya 20 persen yang dikonsumsi dalam negeri.
“Untuk itu, kami berharap agar pembangunan fasilitas penelitian dan
pengembangan menjadi salah satu prioritas bagi produsen sarung tangan
karet dalam rangka meningkatkan daya saing industri nasional,†ujar
Teddy.
Selanjutnya, produsen sarung tangan karet dalam negeri diminta agar
lebih lanjut melakukan inovasi teknologi, proses produksi dan
pengembangan produk-produk sarung tangan karet bernilai tambah tinggi.
Selain itu, semakin banyak menggunakan bahan baku dan bahan penolong
yang berasal dari dalam negeri, meningkatkan penyerapan tenaga kerja
Indonesia, dan tetap menjaga kelestarian lingkungan dengan menerapkan
produksi bersih.
Investasi USD 25 juta
Pada kesempatan tersebut, Menperin memberikan apresiasi kepada PT.
Medisafe Technologies atas penambahan lapangan kerja baru bagi
masyarakat khususnya di Sumatera Utara melalui investasi perluasan Glove
Plant 6 senilai USD 25 juta untuk memproduksi sarung tangan sintetis.
Sejak berdirinya tahun 1989, Medisafe menjadi produsen sarung tangan
yang memenuhi kebutuhan dan standar internasional untuk sarung tangan
jenis lateks, nitrile dan polikloropren.
Menurutnya, Pemerintah sangat mendukung upaya-upaya pengembangan yang
dilakukan PT. Medisafe Technologies, sebagai pertanda bahwa peluang
usaha di Indonesia sangat terbuka.
"Kami berharap pula perkembangan industri sarung tangan karet akan
berjalan dengan sukses tanpa adanya hambatan atau rintangan, sehingga
perolehan devisa melalui ekspor akan terus meningkat,†ungkap Airlangga.
Group Chairman - Indorama Corporation, Sri Prakash Lohia mengatakan, PT
Medisafe Technologies sebagai anak perusahaan Indorama Corporation -
Singapura, kini telah memiliki pabrik canggih terbaru yang memproduksi
sarung tangan sintetis sekali pakai untuk kegiatan medis dengan
kapasitas lebih dari 600 juta buah.
Sehingga dengan tambahan investasi tersebut, kapasitas produksi
perusahaan meningkat menjadi 2,7 miliar sarung tangan per tahun dengan
menyerap tenaga kerja sebanyak 1.700 karyawan.
“Indonesia merupakan pilar utama dari strategi pertumbuhan kami di Asia
Pasifik. Kehadiran produk lokal yang berkualitas tinggi di pasar
internasional ini menandakan dasar untuk pertumbuhan industri lebih
lanjut,†paparnya.
Investasi ini juga, menurutnya, menjadi bukti dari komitmen perusahaan
untuk terus berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia, salah satunya
dengan membangun proyek padat teknologi yang canggih.
"Indonesia beruntung karena punya banyak tenaga kerja muda dan adanya
perhatian khusus dari pemerintah, sehingga ini bisa membuat Indonesia
lebih berdaya saing di dunia melalui kontribusi industri sarung tangan,â€
tambahnya.
Sementara itu, Chairman Medisafe dan YTY Group, Vikram Hora
mengungkapkan, Medisafe adalah produsen sarung tangan sintetis sekali
pakai terbesar di Indonesia. Produk yang dihasilkannya, 99 persen
diekspor ke Amerika Serikat dan Eropa.
"Bersama dengan perusahaan induk terdekatnya, YTY Group - Malaysia, kami
menjadi produsen terbesar sarung tangan sintetis sekali pakai di dunia
dengan kapasitas tahunan sekitar 17 miliar buah,†tuturnya.
Sebagai pelopor sarung tangan generasi lanjut, Vikram menyampaikan,
Medisafe dan YTY Group saat ini adalah mitra manufaktur dari sejumlah
besar distributor sarung tangan terbesar dan terefisien di dunia.
"Dari total produksi kami di Indonesia, hanya satu persen untuk memenuhi
permintaan dalam negeri karena selebihnya diekspor,†ungkapnya.
Industri sarung tangan karet nasional eksis di kancah global
Kamis, 23 Februari 2017 23:16 WIB