Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Baru-baru ini sejumlah wartawan melakukan
kunjungan ke anjungan pengeboran minyak dan gas di lapangan Handil milik
PT Total E&P Indonesie di Blok Mahakam, Kalimantan Timur guna
melihat secara langsung proses produksi minyak dan gas perusahaan
Prancis tersebut.
Mengikuti prosedur yang wajib dilakukan oleh
siapapun yang akan menuju ke anjungan tersebut, para wartawan yang
berangkat dari daratan ke fasilitas produksi Total di lepas pantai
tersebut harus menggunakan pakaian lengkap berupa sepatu boot khusus,
werpak (pakaian kerja lapangan), helm (pelindung kepala) dan kacamata
khusus (google) serta jaket pelampung karena harus menyeberangi perairan
menuju ke anjungan.
Prosedur tersebut juga harus ditaati oleh seluruh karyawan Total
yang bertugas di lapangan guna mencegah terjadinya risiko yang tidak
diinginkan sejak keberangkatan dengan menggunakan perahu (boat) hingga
di atas anjungan yang sering kedatangan tamu satwa liar yang tak
diundang seperti kera, ular dan buaya, kata Kepala Departemen Hubungan
Media Total E&P Indonesie, Kristanto Hartadi di Balikpapan saat
mendampingi wartawan yang berkunjung ke ladang migas Handil.
"Kami sangat ketat untuk masalah ini (prosedur). Kami pasti memberi
sanksi tegas kepada karyawan yang melanggar aturan ini karena hal ini
menyangkut keselamatan jiwa," kata Kristanto seraya menambahkan bahwa
Total sangat memperhatikan keselamatan para karyawannya termasuk mereka
yang sedang dalam perjalanan dari satu tempat ke tempat penugasan lain.
Bila jarak tempuh seorang karyawan yang sedang dalam perjalanan ke
satu tempat penugasan masih panjang sementara hari telah menjelang
malam, karwayan tersebut diwajibkan untuk tidak melanjutkan perjalanan
melainkan harus bermalam di tempat penginapan terdekat demi menjaga
keselamatannya, kata Kristanto.
Kedisiplinan karyawannya itulah yang mengawali keberhasilan Total
dalam memproduksi minyak dan gas di Blok Mahakam, Kutai Kartanegara,
Kalimantan Timur. Di samping itu, karyawan Total memiliki kompetensi
yang tinggi sehingga kinerja mereka mampu meraih keberhasilan.
Sementara itu, Wakil Presiden untuk Operasi Lapangnan, John Anis,
mengatakan Total E&P Indonesie saat ini memiliki 3.920 karyawan yang
mayoritasnya adalah orang Indonesia dan hanya 110 orang asing
(ekspatriat) yang bekerja di perusahaan internasional tersebut.
Bahkan jabatan Presiden dan General Manajer yaitu posisi tertinggi
di Total E&P Indonesie dipercayakan kepada putra Indonesia.
"Putra-putra Indonesia sangat handal dalam bekerja di lapangan
migas. Jadi kita sanggup mengelola Blok Mahakam. Dengan pengalaman yang
mereka miliki baik di dalam maupun luar negeri serta alih teknologi yang
berjalan dengan baik, kami tidak khawatir untuk beroperasi di lapangan
migas," kata John Anis.
"Lapangan kita semakin rumit tapi kita menguasai medannya. Jadi hal
itu tidak menjadi masalah karena kita akan memaksimalkan potensi yang
ada dengan orang-orang Indonesia yang handal dan berpengalaman dengan
dukungan teknologi yang memadai," kata John.
Total memberi prioritas kerja kepada masyarakat lokal yang berbakat
untuk turut mengembangkan sumberdaya alam dengan memaksimalkan potensi
mereka antara lain melalui pelatihan baik di dalam maupun luar negeri,
kata John Anis.
Ia menambahkan, dalam upaya mengembangkan potensi sumber daya
manusia, Total telah mengirim 109 karyawannya guna mengikuti pelatihan
ke luar negeri.
Menurut John Anis, Total juga memberi kesempatan kepada pekerja
wanita yang saat ini berjumlah 13 persen dari seluruh karyawannya. "Kami
saat ini sedang mempersiapkan seorang site manager (manajer lapangan) di lapangan Handil yang selama ini hanya dijabat seorang pria," katanya.
Sementara itu, manajer lapangan di anjungan Handil Sujud Sujarwadi
mengatakan proses produksi di tempatnya bekerja itu berjalan 24 jam
sehari selama tujuh hari.
"Dalam dua shift (jam
kerja), setiap karyawan bekerja 12 jam sehari selama dua minggu. Mereka
istirahat untuk masa dua minggu berikutnya. Ada yang pulang kampung dan
ada juga yang mau tinggal di asrama yang disediakan oleh perusahaan,"
kata Sujud.
Kontraktor lokal
Dalam mengembangkan usahanya di Indonesia, Total E&P Indonesie
juga bekerjasama dengan kontraktor lokal PT Meindo Elang Indah yaitu
kontraktor yang menyediakan jasa dengan standar internasional untuk
perancangan, pengadaan dan konstruksi dalam bidang industri petrokimia,
minyak dan gas bumi.
Perusahaan ini senantiasa berusaha sebaik baiknya memberikan
kepuasan kepada para pelanggan dengan menghargai mutu, anggaran, waktu
dan pelaksanaan yang aman.
Melalui kerjasama dengan PT Meindo Elang Indah, PT Total E&P
membuktikan bahwa perusahaan Prancis tersebut lebih mempercayakan
pekerjaan konstruksi alat-alat produksi migas pada kontraktor lokal
dengan sumber daya manusia yang handal.
Salah seorang perwakilan dari kantor Total di Inggris, Fadi El Badwi
yang bergabung dengan PT Meindo, mengatakan keberhasilan Total
benar-benar didukung kemampuan orang-orang Indonesia yang memiliki
standar kerja internasional dan strategi kerja yang sama dengan
perusahaan-perusahaan minyak di dunia.
Dengan kemampuan tersebut orang-orang Indonesia dapat diterima
bekerja di perusahaan-perusahaan manapun di dunia, kata Fadi yang
berkebangsaan Lebanon itu.
"Pengalaman kami dalam menjalankan pekerjaan ini di beberapa negara
termasuk Kuwait dan Malaysia membuktikan kemampuan kami karena kami
bermitra dengan perusahaan (PT Meindo), yang hampir seluruh pegawainya
adalah orang orang-orang Indonesia yang memiliki kemampuan dan
kompetensi yang tinggi," kata Fadi.
Senada dengan Fadi, salah seorang pegawai senior PT Meindo, Wira,
mengatakan putra-putra Indonesia khususnya mereka yang berasal dari
Kalimantan mampu menghasilkan peralatan produksi minyak dan gas lepas
pantai dengan kwalitas terbaik.
"Saat ini mereka sedang mengerjakan anjungan seberat 1000 ton dan
jaket seberat 666 ton untuk Total," kata Wira, yang telah memiliki
pengalaman bekerja sebagai ekspatriat di luar negeri.
Para pekerja Indonesia itu baru saja kembali dari Malaysia dan
Kuwait, dan mereka siap memenuhi panggilan kerja di luar negeri bila di
Indonesia sudah tidak ada lagi pekerjaan, kata Wira.
Menurut Fadi, pihaknya siap terus bekerja di negara ini bila
pemerintah Indonesia memutuskan untuk melanjutkan kontrak dengan Total
yang akan berakhir pada 2017.
Total membangun anjungan produksi minyak dan gas di lapangan Handil
sejak 1974 dan telah memproduksi secara kumulatif sekitar 900 juta barel
migas. Total mengirim gas ke kilang di Bontang (sebelah utara ladang
migas tersebut) dan minyak ke kilang di Senipah (sebelah selatan).
Total E&P Indonesie didirikan di Jakarta pada 14 Agustus 1968
dengan lapangan awal saat itu di seputar delta Mahakam. Lapangan awal
mereka di Bekapai dan Handil kala itu, diperkuat dengan ditemukannya
lapangan Tambora pada 1974 dan Tunu pada 1977. Lapangan Tunu yang
dikembangkan pada 90-an menjadi penyumbang utama pasokan gas bagi Total
E&P Indonesie hingga kini.
Putra Indonesia handal kelola Blok Mahakam
Rabu, 26 November 2014 11:11 WIB