Perum Bulog Divre Sulawesi Utara dan Gorontalo (Sulutgo) menargetkan mampu menyerap beras lokal sebanyak 3.000 ton pada 2020.

"Kami optimis serapan beras ini bisa tercapai, dan di awal tahun telah tercapai 75 ton," kata Kepala Perum Bulog Divre Sulut Eko Hari Kuncahyo di Manado, Kamis.

Dia mengatakan memang harus diakui Sulut dan Gorontalo bukan daerah sentra produksi beras, namun pihaknya optimis target akan tercapai.

Bulog, katanya, terus melakukan serapan beras lokal dan bekerja sama dengan para gapoktan, Dinas Pertanian, TNI maupun mitra lainnya.

Apalagi, katanya, Sulut dan Gorontalo bukan daerah sentra produksi gabah sehingga Bulog agak kesulitan menyerap beras petani lokal.

"Harus diakui beras produksi petani di Sulut dan Gorontalo yakni jenis premium sehingga lebih mahal," katanya.

Namun masyarakat tidak perlu khawatir karena stok beras Sulut cukup banyak dan mampu memenuhi kebutuhan di daerah tersebut.

Stok beras Bulog Sulut saat ini, katanya, hingga 2021 atau dengan ketahanan 15 bulan ke depan yang tersebar di gudang Bitung, Kotamobagu dan kepulauan.

Adapun harga beli gabah sesuai Inpres Nomor 5 Tahun 2015 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah, disebutkan untuk harga pembelian Gabah Kering Panen (GKP) dalam negeri dengan kadar air maksimum 25 persen dan kadar hampa maksimum 10 persen adalah Rp3.700 per kg di petani, atau Rp3.750 per kg di penggilingan.

Namun, pemerintah kemudian mengeluarkan kebijakan untuk menambah Harga Pembelian Pemerintah  (HPP) sebesar 10 persen untuk masing-masing kondisi gabah sehingga HPP GKP  menjadi Rp4.070/kg, kemudian GKG sebesar Rp5.115/kg dan beras Rp8.030/kg.

Menurut dia, serapan beras Bulog Sulutgo hingga Juni 2018 masih sangat minim, karena harga jual petani yang lebih tinggi dari HPP.

"Kami tidak bisa memaksa petani menjual ke Bulog, karena harga jual di pasar masih lebih tinggi yakni di kisaran Rp9 ribu hingga Rp10 ribu per kilogram," katanya.

Eko mengatakan sedangkan HPP  hanya sebesar Rp7.300 per kilogram. Jadi, petani dan pengusaha di penggilingan masih enggan menjual beras ke Bulog.

Pewarta: Nancy Lynda Tigauw

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2020