Pertamina Marketing Operation Region (MOR) VII Sulawesi kembali menyalurkan modal usaha melalui Program Kemitraan bagi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) senilai Rp2 miliar di Gorontalo.
"Kami mau mengangkat industri kreatif yang ada di sini terutama yang menjadi ciri khas Gorontalo," sebut Unit Manager Communication dan CSR Marketing, Pertamina MOR VII, Hatim Ilwan melalui siaran persnya diterima, Rabu.
Ia menjelaskan bahwa penyaluran Program Kemitraan kali ini menyasar UMKM di bidang industri kreatif. Besaran dana yang disalurkan sebesar Rp2 miliar dengan mitra binaan yang bergabung mencapai 48 orang.
Sebagian besar mitra yang bergabung, kata dia, berdomisili di Kota Gorontalo sebanyak 44 orang. Sisanya berasal dari Kabupaten Boalemo, satu orang dan Kabupaten Bonebolango tiga orang.
Hatim mengemukakan salah satu kerajinan khas Gorontalo yakni Karawo sangat populer, tidak hanya disukai masyarakat Gorontalo, tapi sampai di tingkat nasional dan internasional
"Melalui jalur Program Kemitraan ini, Pertamina akan coba promosikan melalui jalur-jalur seperti pameran nasional bahkan luar negeri agar Karawo yang menjadi kebanggaan masyarakat Gorontalo semakin dikenal," ujarnya.
Pertamina MOR VII tidak hanya kali ini memberikan bantuan Program Kemitraan di Gorontalo. Tahun 2019 lalu, Pertamina telah membagikan modal usaha kepada 47 orang dengan total bantuan mencapai Rp1,5 miliar.
"Jumlah ini akan terus kami tambah agar semakin banyak UMKM yang merasakan manfaat dari adanya Program Kemitraan Pertamina," tambah Hatim.
Program Kemitraan ini, kata dia Hatim, akan dibuka sepanjang tahun 2020 dengan benefit dan cara bergabung yang bisa langsung dilihat di website Pertamina dengan alamat www.pertamina.com/id/pkbl.
Salah seorang mitra yang mendapatkan bantuan modal yakni Mohamad Jafar H Latif diketahui, pengrajin Karawo.
Pria kelahiran Gorontalo ini telah menekuni usaha Karawo sejak 2017 tahun yang lalu. Dia memulai usaha dengan modal Rp5 juta di daerah Kecamatan Kota Barat, Gorontalo.
Ia bersyukur dan mengucapkan terima kasih atas bantuan modal yang diberikan Pertamina untuk kelanjutan usahanya. Jafar berharap usahanya dapat lebih berkembang dengan bantuan promosi dari Pertamina.
"Semoga Pertamina juga bisa membantu mempromosikan sulaman Karawo khas Gorontalo ini kepada publik dan jaringanya," harap dia.
Karawo merupakan kain tradisional khas Gorontalo yang sesuai dengan terminologinya berarti sulaman dengan tangan. Keindahan motif, keunikan cara pengerjaan dan kualitas yang bagus membuat Karawo bernilai tinggi.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2020
"Kami mau mengangkat industri kreatif yang ada di sini terutama yang menjadi ciri khas Gorontalo," sebut Unit Manager Communication dan CSR Marketing, Pertamina MOR VII, Hatim Ilwan melalui siaran persnya diterima, Rabu.
Ia menjelaskan bahwa penyaluran Program Kemitraan kali ini menyasar UMKM di bidang industri kreatif. Besaran dana yang disalurkan sebesar Rp2 miliar dengan mitra binaan yang bergabung mencapai 48 orang.
Sebagian besar mitra yang bergabung, kata dia, berdomisili di Kota Gorontalo sebanyak 44 orang. Sisanya berasal dari Kabupaten Boalemo, satu orang dan Kabupaten Bonebolango tiga orang.
Hatim mengemukakan salah satu kerajinan khas Gorontalo yakni Karawo sangat populer, tidak hanya disukai masyarakat Gorontalo, tapi sampai di tingkat nasional dan internasional
"Melalui jalur Program Kemitraan ini, Pertamina akan coba promosikan melalui jalur-jalur seperti pameran nasional bahkan luar negeri agar Karawo yang menjadi kebanggaan masyarakat Gorontalo semakin dikenal," ujarnya.
Pertamina MOR VII tidak hanya kali ini memberikan bantuan Program Kemitraan di Gorontalo. Tahun 2019 lalu, Pertamina telah membagikan modal usaha kepada 47 orang dengan total bantuan mencapai Rp1,5 miliar.
"Jumlah ini akan terus kami tambah agar semakin banyak UMKM yang merasakan manfaat dari adanya Program Kemitraan Pertamina," tambah Hatim.
Program Kemitraan ini, kata dia Hatim, akan dibuka sepanjang tahun 2020 dengan benefit dan cara bergabung yang bisa langsung dilihat di website Pertamina dengan alamat www.pertamina.com/id/pkbl.
Salah seorang mitra yang mendapatkan bantuan modal yakni Mohamad Jafar H Latif diketahui, pengrajin Karawo.
Pria kelahiran Gorontalo ini telah menekuni usaha Karawo sejak 2017 tahun yang lalu. Dia memulai usaha dengan modal Rp5 juta di daerah Kecamatan Kota Barat, Gorontalo.
Ia bersyukur dan mengucapkan terima kasih atas bantuan modal yang diberikan Pertamina untuk kelanjutan usahanya. Jafar berharap usahanya dapat lebih berkembang dengan bantuan promosi dari Pertamina.
"Semoga Pertamina juga bisa membantu mempromosikan sulaman Karawo khas Gorontalo ini kepada publik dan jaringanya," harap dia.
Karawo merupakan kain tradisional khas Gorontalo yang sesuai dengan terminologinya berarti sulaman dengan tangan. Keindahan motif, keunikan cara pengerjaan dan kualitas yang bagus membuat Karawo bernilai tinggi.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2020