Pemerintah Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo diminta lincah melakukan langkah-langkah pencegahan penyebaran virus corona jenis baru atau COVID-19 di daerah itu.

"Sampai saat ini pemkot belum mengeluarkan edaran untuk libur sekolah. Apa wali kota tidak khawatir anak-anak terpapar virus? Kan harusnya lincah melakukan semua langkah pencegahan jauh-jauh hari sebelum keadaan memburuk," kata salah seorang warga Astika di Gorontalo, Sabtu.

Ia juga menyesalkan tidak adanya fasilitas mencuci tangan di ruang-ruang publik yang ada di Kota Gorontalo.

Sementara data dari Dinas Kesehatan Kota Gorontalo pada 19 Maret 2020, terdapat tiga pasien dalam pemantauan (PDP) dan 54 orang dalam pemantauan (ODP) di wilayah itu.

Pemkot Gorontalo juga masih mewajibkan absensi bagi para aparatur sipil negara (ASN), karena belum menempuh kebijakan untuk meliburkan pegawai maupun bekerja dari rumah.

"Sampai saat ini masih wajib masuk kantor. Pegawai yang turun lapangan juga tidak dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) yang memadai," ungkap salah seorang pegawai Pemkot Gorontalo.

Selain itu, tak ada fasilitas khusus cuci tangan yang disediakan di setiap kantor dan tidak ada upaya penyemprotan disinfektan.

Sementara itu, Wali Kota Gorontalo belum memberikan klarifikasinya saat dihubungi ANTARA melalui pesan Whatsapp pada Sabtu pukul 19.28 WITA.

Jubir Gugus Tugas COVID-19 yang ditunjuk Pemkot, Abdul Haris juga belum bisa dihubungi pada Sabtu (21/3) malam.

Namun, pada rapat koordinasi yang digelar Pemprov Gorontalo pada Senin (17/3) di aula rudis gubernur, Wali Kota mengungkapkan alasannya belum meliburkan siswa dan ASN.

Menurutnya dalam surat edaran Mendikbud RI, daerah penyebaran COVID-19 dibagi menjadi tiga kategori yakni rendah, sedang, dan tinggi.

"Kota Gorontalo masih negatif COVID-19.  Jadi masih termasuk kategori rendah. Yang masuk kategori ini belum bisa meliburkan sekolah," ungkapnya.

Pewarta: Debby H. Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2020