Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gorontalo Utara, meminta pemerintah daerah untuk menghindari bantuan bibit jagung yang tidak berkualitas atau "abal-abal".

Hal itu diungkap anggota DPRD, Lukum Diko, di Gorontalo, Jumat, terkait keluhan petani di daerah itu yang mengkhawatirkan rencana Dinas Pertanian setempat mengganti merk bibit bantuan yang akan disalurkan.

Sebaiknya, bibit jagung yang disalurkan sesuai dengan yang diharapkan calon penerima calon lahan (CPCL).

Jangan sampai, memutuskan mengganti merk bibit dengan jenis yang baru, justru akan berdampak pada hasil yang diharapkan petani.

Dalam kondisi pandemi COVID-19 ini, sebaiknya kita menghindari kegelisahan petani, apalagi kata Lukum, banyak petani yang "curhat" akibat harga jagung anjlok hingga Rp2.400 per kilo gram.

Pemerintah daerah khususnya Dinas Pertanian, jangan memaksakan diri menyalurkan bantuan bibit yang belum pernah diuji coba tanam di daerah ini.
Mengingat petani menanam dengan biaya yang mereka pinjam melalui KUR.

"Jika gagal produksi, tentu akan sangat mempengaruhi psikologis petani," ucap Lukum.

Ia berharap, pemerintah daerah berhati-hati dalam penyaluran bantuan serta mempertimbangkan dengan tepat kondisi-kondisi yang sebaiknya harus menguntungkan petani dari segi produksi dan pendapatan mereka.***
Komoditas jagung yang dihasilkan petani Gorontalo Utara. (ANTARA/Susanti Sako)

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2020