Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO) - Sejumlah kalangan meminta kepada aparat penegak hukum di Provinsi Gorontalo untuk memberikan hukuman berat kepada pengedar ataupun pengguna narkoba yang tertangkap di daerah ini.

Timur Usman, seorang aktivis di Kota Gorontalo, Rabu, mengatakan peredaran dan penggunaan narkoba di daerah ini sudah sangat memprihatinkan, bukan saja dari kalangan masyarakat, namun ada juga pegawai negeri sipil, aparat penegak hukum, anggota dewan bahkan pekerja pers.

"Narkoba di Gorontalo ini bukan saja menjadi konsumsi kalangan tertentu saja, namun sudah menjamur sampai keseluruh lapisan masyarakat," kata Timur.

Hal itu untuk memberikan efek jera dan orang berpikir untuk terlibat dan melibatkan dirinya dalam peredaran dan penggunaan barang haram tersebut, maka penegak hukum baik Polisi, Jaksa terutama hakim untuk menjatuhkan hukuman berat bagi pelaku narkoba.

"Jangan ada lagi hukuman bagi pelaku narkoba di daerah, termasuk untuk abdi Negara harus dipecat karena mentalnya sudah rusak," kata Timur.

Menurut dia, jika daam tes urine terbukti ada pejabat maupun pegawai negeri sipil ataupun anggota legislative yang positif, maka harus ditindak dengan tegas, jangan hanya sampai pada sanksi pembinaan ataupun administrasi.

Begitu pula, kata Timur, tes urine jangan hanya bagi kalangan tertentu saja, namun masyarakat juga harus di tes, sebab banyak pelaku dari kalangan masyarakat biasa.

Buyung Azis, seorang tokoh masyarakat di Kota Gorontalo mengatakan, saat ini kondisi Gorontalo dapat dikatakan sangat memprihatinkan terhadap penggunaan narkoba, sebab selain terindikasi ada PNS yang positif juga terdapat warga Gorontalo.

Saat penangkapan di salah satu hotel di Jakarta akhir pekan lalu, ada tujuh orang warga Gorontalo yang tertangkap saat pesta narkoba, 2 diantaranya merupakan PNS yang bertugas di daerah ini.

"Ini sudah sangat memalukan dan memprihatinkan, bisa dikatakan Gorontalo sudah darurat peredaran dan penggunaan narkoba," kata Buyung.

Pewarta: M.Fachry Said

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2015