Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyebut tantangan yang dihadapi pemerintah dan masyarakat di tatanan baru atau new normal menjadi lebih berat dibanding masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
"Kita memang sekarang sudah dalam suasana transisi untuk memasuki new normal itu. Situasi ini lebih sulit daripada kemarin (PSBB) bagi masyarakat," kata Wapres dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Menurut Ma'ruf, masa penerapan PSBB membuat sebagian besar masyarakat menghentikan kegiatannya sebagai upaya memutus rantai penyebaran COVID-19. Namun, ketika masa transisi dari PSBB menuju normal baru, sejumlah warga harus memulai kembali kegiatannya untuk bekerja.
"Dalam rangka menjaga social distancing, karena kemarin itu kan belajar, ibadah dan bekerja dari rumah, itu relatif lebih mudah dibandingkan ketika kita mulai berada dalam kegiatan-kegiatan," jelasnya.
Adanya sejumlah kegiatan terbatas itu menyebabkan potensi penularan COVID-19. Oleh karena itu, Wapres meminta masyarakat untuk lebih menaati protokol kesehatan di masa transisi maupun di era normal baru nanti.
"Sebab kalau tidak, ini bisa menimbulkan transmisi COVID-19 bisa meningkat lagi. Jadi sekarang ini relatif sudah bisa terkontrol, sehingga kita bisa memasuki new normal itu; tetapi kuncinya adalah kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan," tegasnya.
Selain itu, ekonomi juga menjadi tantangan lain yang harus dikerjakan bersama, kata Ma'ruf, karena produktivitas selama masa PSBB menjadi terhenti. Menurutnya, persoalan tersebut harus segera diatasi sejak dini supaya tidak berkelanjutan menjadi krisis ekonomi.
"Kalau keterpurukan ekonomi ini kita biarkan, tidak kita tanggulangi sekarang; itu bisa sangat berbahaya. Itu bisa jadi krisis dan nanti untuk melakukan pemulihannya akan terlalu susah, terlalu berat," ujarnya.
Oleh karena itu, Ma'ruf mengatakan dua persoalan tersebut harus menjadi perhatian bersama antara pemerintah dan masyarakat untuk bangkit dan menjadi produktif di era normal baru pandemik COVID-19.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2020