Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo menerapkan tiga cara pembelajaran jarak jauh atau belajar dari rumah (BDR), sebagai alternatif dalam kegiatan belajar-mengajar pada masa pandemi COVID-19 ini.
"Namun penerapannya meminta kesepakatan orang tua terlebih dahulu, dalam menentukan pilihan, apakah menggunakan sistem modul, kunjungan ke rumah atau home visit dan kelompok belajar," ujar kepala Disdik Gorontalo Utara, Irwan Abudi Usman, di Gorontalo, Selasa.
Tiga cara tersebut, katanya, dioperasionalkan dalam tiga metode, yaitu rumah ke rumah atau door to door, belajar mandiri dan kelompok diskusi belajar terpumpun.
Pihaknya, kata Irwan, memastikan jika 90 persen sekolah berdasarkan persetujuan orang tua, memilih metode kombinasi antara belajar mandiri dan kelompok diskusi belajar terpumpun.
Pengaturannya, dalam 1 minggu sebanyak 2 kali kelompok diskusi dan selebihnya atau selama 3 hari, siswa akan belajar mandiri di rumah.
Untuk lokasi diskusi kelompok belajar, ditentukan atas kesepakatan bersama orang tua, apakah di rumah siswa atau tempat lainnya sesuai kesepakatan.
Jumlah siswa dalam kelompok dapat bervariasi antara 3 hingga 5 orang, serta tetap menerapkan protokol kesehatan mencegah COVID-19.
Untuk pendekatan pembelajaran tersebut, dijelaskan Irwan, tidak harus melalui Surat Keputusan (SK) Bupati, karena berhubungan dengan teknis pendekatan pembelajaran yang dimungkinkan dapat dikembangkan guru dalam proses pembelajaran.
Khusus di kabupaten ini, Dinas Pendidikan menuangkan pendekatan tersebut dalam Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran dalam masa pandemi yang ditandatangani oleh kepala Dinas.
Sementara terkait dengan izin atau persetujuan Pemerintah Daerah ketika sistem pembelajaran menerapkan Sistem Belajar Tatap Muka, sebagaimana tertuang dalam Surat Keputusan bersama 4 Menteri dan berjenjang sampai izin komite dan orang tua.
Diakuinya, pendekatan pembelajaran dalam jaringan (daring), agak sulit diterapkan pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) ***
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2020
"Namun penerapannya meminta kesepakatan orang tua terlebih dahulu, dalam menentukan pilihan, apakah menggunakan sistem modul, kunjungan ke rumah atau home visit dan kelompok belajar," ujar kepala Disdik Gorontalo Utara, Irwan Abudi Usman, di Gorontalo, Selasa.
Tiga cara tersebut, katanya, dioperasionalkan dalam tiga metode, yaitu rumah ke rumah atau door to door, belajar mandiri dan kelompok diskusi belajar terpumpun.
Pihaknya, kata Irwan, memastikan jika 90 persen sekolah berdasarkan persetujuan orang tua, memilih metode kombinasi antara belajar mandiri dan kelompok diskusi belajar terpumpun.
Pengaturannya, dalam 1 minggu sebanyak 2 kali kelompok diskusi dan selebihnya atau selama 3 hari, siswa akan belajar mandiri di rumah.
Untuk lokasi diskusi kelompok belajar, ditentukan atas kesepakatan bersama orang tua, apakah di rumah siswa atau tempat lainnya sesuai kesepakatan.
Jumlah siswa dalam kelompok dapat bervariasi antara 3 hingga 5 orang, serta tetap menerapkan protokol kesehatan mencegah COVID-19.
Untuk pendekatan pembelajaran tersebut, dijelaskan Irwan, tidak harus melalui Surat Keputusan (SK) Bupati, karena berhubungan dengan teknis pendekatan pembelajaran yang dimungkinkan dapat dikembangkan guru dalam proses pembelajaran.
Khusus di kabupaten ini, Dinas Pendidikan menuangkan pendekatan tersebut dalam Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran dalam masa pandemi yang ditandatangani oleh kepala Dinas.
Sementara terkait dengan izin atau persetujuan Pemerintah Daerah ketika sistem pembelajaran menerapkan Sistem Belajar Tatap Muka, sebagaimana tertuang dalam Surat Keputusan bersama 4 Menteri dan berjenjang sampai izin komite dan orang tua.
Diakuinya, pendekatan pembelajaran dalam jaringan (daring), agak sulit diterapkan pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) ***
Editor : Hence Paat
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2020