Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 dan SMP Negeri 10 di Kota Gorontalo, masih melaksanakan Ujian Nasional (UN) dengan sistem manuual, dan dinilai belum memenuhi standar mengikuti sistem Computer Based Tes (CBT) atau online.
Kepala sekolah SMP Negeri 1 Kota Gorontalo Derni Hilomalo, Senin, mengatakan, sekolahnya belum bisa menggunakan UN online karena fasilitas belum ada, serta dikhawatirkan bisa menghambat pelaksanaan itu.
"Seharusnya UN online sangat bagus dilaksanakan untuk memudahkan pelaksanaan ujian dan mengurangi angka kecurangan," kata Derni.
Menurutnya, untuk peserta UN di sekolah itu berjumlah 274 siswa, dan dibagi 14 bilik, masing-masing bilik diawasi dua orang pengawas yang semuanya berjumlah 30 orang.
"Kami tetap optimistis untuk siswa bisa mendapatkan hasil yang baik, karena sejauh ini sudah mempersiapkannya selama kurang lebih empat bulan sebelum UN, dengan mengadakan pelatihan (try out) yang bekerja sama dengan salah satu perusahaan bergerak sektor pendidikan," tambahnya.
Menurutnya, sekolah itu juga melakukan upaya lain selain persiapan belajar, tetapi juga persiapan spiritual dengan berdoa bersama dan mengundang orang tua agar bisa mendukung dan memotivasi siswa yang akan mengikuti UN.
Adapun kendala yang dialami pada UN hari pertama kali ini, berkaitan dengan naskah soal yang kurang pada naskah 1, naskah ke 2 ada tiga soal yang tidak memiliki nomor, dan langsung teratasi panitia pelaksana UN.
Di tempat berbeda kepala sekola SMP N 10, Rosnawati mengatakan, untuk ujian hari pertama mata pelajaran yang diujiankan yaitu Bahasa Indonesia mulai pukul 07.00 wita sampai 09.30 wita.
"Peserta yang mengikuti UN untuk sekolah kami berjumlah 114 siswa, dan dibagi menjadi enam bilik dan tiap bilik ada 20 peserta ujian, yang diawasi dua pengawas pada masing-masing bilik," ujarnya.
Menurutnya, sekolah tersebut akan siap melakukan UN online jika fasilitas pendukung bisa dipenuhi, karena UN tersebut akan lebih praktis dan memudahkan siswa dan pengawas, karena tidak perlu lagi membagi-bagikan kertas atau naskah soal yang kadang masih terdapat kekurangan.
Sementara salah satu siswa SMP N 10 Kota Gorontalo, Indah Fatimah, mengatakan, untuk UN hari pertama dengan soal Bahasa Indonesia hanya ada beberapa soal saja yang agak sulit dan membingungkan untuk menentukan jawabannya, karena terdapat jawaban yang terlalu mirip dan mengecoh pemahaman peserta.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2015
Kepala sekolah SMP Negeri 1 Kota Gorontalo Derni Hilomalo, Senin, mengatakan, sekolahnya belum bisa menggunakan UN online karena fasilitas belum ada, serta dikhawatirkan bisa menghambat pelaksanaan itu.
"Seharusnya UN online sangat bagus dilaksanakan untuk memudahkan pelaksanaan ujian dan mengurangi angka kecurangan," kata Derni.
Menurutnya, untuk peserta UN di sekolah itu berjumlah 274 siswa, dan dibagi 14 bilik, masing-masing bilik diawasi dua orang pengawas yang semuanya berjumlah 30 orang.
"Kami tetap optimistis untuk siswa bisa mendapatkan hasil yang baik, karena sejauh ini sudah mempersiapkannya selama kurang lebih empat bulan sebelum UN, dengan mengadakan pelatihan (try out) yang bekerja sama dengan salah satu perusahaan bergerak sektor pendidikan," tambahnya.
Menurutnya, sekolah itu juga melakukan upaya lain selain persiapan belajar, tetapi juga persiapan spiritual dengan berdoa bersama dan mengundang orang tua agar bisa mendukung dan memotivasi siswa yang akan mengikuti UN.
Adapun kendala yang dialami pada UN hari pertama kali ini, berkaitan dengan naskah soal yang kurang pada naskah 1, naskah ke 2 ada tiga soal yang tidak memiliki nomor, dan langsung teratasi panitia pelaksana UN.
Di tempat berbeda kepala sekola SMP N 10, Rosnawati mengatakan, untuk ujian hari pertama mata pelajaran yang diujiankan yaitu Bahasa Indonesia mulai pukul 07.00 wita sampai 09.30 wita.
"Peserta yang mengikuti UN untuk sekolah kami berjumlah 114 siswa, dan dibagi menjadi enam bilik dan tiap bilik ada 20 peserta ujian, yang diawasi dua pengawas pada masing-masing bilik," ujarnya.
Menurutnya, sekolah tersebut akan siap melakukan UN online jika fasilitas pendukung bisa dipenuhi, karena UN tersebut akan lebih praktis dan memudahkan siswa dan pengawas, karena tidak perlu lagi membagi-bagikan kertas atau naskah soal yang kadang masih terdapat kekurangan.
Sementara salah satu siswa SMP N 10 Kota Gorontalo, Indah Fatimah, mengatakan, untuk UN hari pertama dengan soal Bahasa Indonesia hanya ada beberapa soal saja yang agak sulit dan membingungkan untuk menentukan jawabannya, karena terdapat jawaban yang terlalu mirip dan mengecoh pemahaman peserta.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2015