Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO) - Pemerintah Provinsi Gorontalo melalui Badan Pusat Informasi Jagung (BPIJ), saat ini sedang mengembangkan bibit jagung baru, yang mampu menghasilkan 11,5 ton per hektare jagung basah atau 9 ton per hektare jagung kering.

Bibit tersebut belum diberi nama, karena masih dalam tahap eksperimen oleh BPIJ, kata Gubernur Gorontalo Rusli Habibie di Gorontalo, Rabu.

Ia mengatakan kehadiran bibit ini diharapkan bisa menggeser posisi Bisi 2, yang selama ini menjadi andalan para petani di daerah tersebut.

Menurut dia, kondisi yang sering kali terjadi yakni para petani menjual kembali bibit yang diberikan dan hasilnya untuk membeli bibit jagung Bisi 2. Padahal, harga Bisi 2 tersebut lebih mahal sehingga berdampak pada minimnya pendapatan para petani.

Terlebih lagi, lanjut Gubernur, sejak tahun 2012 sudah ada aturan yang berlaku bahwa untuk pengadaan bibit jagung tidak bisa lagi menyebutkan merk tertentu.

Untuk mengembangkan bibit baru dari BPIJ nanti, petani harus menggunakan pupuk organik sehingga ketergantungan terhadap pupuk anorganik bisa dikurangi.

 "Jadi penghematannya disitu, bagaimana menghasilkan bibit jagung yang memiliki daya tahan terhadap penyakit dan tidak tergantung pada pupuk anorganik," ujar Rusli. ***3***

Pewarta: Oleh Debby Hariyanti Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2013