Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Sejumlah nelayan di Lemito, Kabupaten Pohuwato, mengeluhkan jumlah tangkapan ikan di perairan itu semakin menurun, akibat aksi pemboman oleh oknum-oknum tidak bertanggungjawab.

"Hasil melaut nelayan Lemito terus menurun karena di sekitar perairan kami sering terjadi penangkapan merusak, terlebih lagi bom ikan," kata salah seorang nelayan di Kecamatan Lemito, Sunaryo Daiponta, Sabtu.

Menurutnya, hasil tangkapan nelayan tradisional turun hingga 50 persen belakangan ini, sehingga dibutuhkan waktu yang lama dalam melaut sehingga bisa mendapat ikan yang cukup.

Ia menjelaskan, saat ini tak ada nelayan Lemito yang melakukan pengeboman ikan maupun pukat harimau .

"Yang datang pakai bom di Lemito justru dari kecamatan lain karena di tempat mereka ikannya tinggal sedikit, jadi pindah ke perairan kami. Dari provinsi lain juga datang merusak laut di sini," tukasnya.

Sementara itu, nelayan di Kecamatan Popayato pun mengeluhkan hal yang sama.

"Kami di Torosiaje sering dituding menjadi perusak laut dengan bom ikan. Dulu memang ada nelayan dari kami yang menangkap ikan dengan cara itu, tapi sekarang semua beralih ke memancing," jelasnya.

Menurutnya, kesadaran warganya untuk menggunakan alat ramah lingkungan, berawal dari menurunnya hasil tangkapan setiap kali melaut serta adanya polisi yang mengawasi perairan itu.

Selain itu, perusahaan yang menampung ikan dari nelayan menolak untuk membeli ikan dalam keadaan rusak atau mati akibat bom.

"Perusahaan Pulo Mas yang ada di sini hanya membeli ikan yang masih hidup untuk diekspor, jadi kami harus memancing karena ikannya dihargai mahal," tambahnya.

Masyarakat Torosiaje yang bermukim di laut tersebut juga mencari tambahan pendapatan, dengan membudidayakan sejumlah jenis ikan di bawah rumah masing-masing.

Pewarta: Debby Hariyanti Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2015