Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO) - Usai merayakan lebaran di tahun 2015 ini, sejumlah warga Gorontalo memilih "beradu nasib" sebagai buruh pemetik cengkih di wilayah Minahasa dan Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara.

"Berhubung Kabupaten Minahasa dan sekitarnya lagi panen raya cengkih, maka saya memilih beradu nasib menjadi pemetik di wilayah itu," kata Apet, warga Limboto, Kabupaten Gorontalo, Rabu.

Apalagi beberapa pemilik kebun cengkih di Minahasa mengaku kesulitan lagi mendapatkan buruh pemetik, karena panen cengkih yang cukup banyak serta warga setempat sudah banyak beralih profesi.

"Kasihan para pemilik kebun cengkih di Minahasa kalau panen mereka tidak dipetik, pasti berdampak buruk bagi tanaman mereka," ujarnya.

Apalagi saat ini harga jual komoditi cengkih kering ke pedagang pengumpul hingga perusahaan sekitar Rp110 ribu bahkan lebih, tentunya memberikan dampak keuntungan ekonomi yang besar.

Salah satu warga Gorontalo, Sam mengaku memilih sebagai buruh petik cengkih di Minahasa karena memang belum ada pekerjaan tetap di daerah itu.

"Saya sebenarnya hanya pekerja bangunan, cuma karena belum ada panggilan atau pekerjaan maka memilih ikut teman untuk memetik cengkih di Minahasa," katanya.

Dirinya dibayar oleh pemilik kebun cengkih berdasarkan banyaknya hasil petik buah cengkih.

"Setiap liter kami dibayar sekitar Rp4.000, dan saya bisa memetik hingga 50 liter dalam sehari, sehingga bisa dapat Rp200 ribu," ujarnya.

Pekerjaan ini hanya musiman, karena jika buah cengkih sudah dipetik semua maka pekerjaan pun dianggap selesai.

Pewarta:

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2015