Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo menggelar adat "Tonggeyamo" atau penetapan 1 Ramadan 1442 Hijriah  di aula rumah jabatan Gubernur Gorontalo, Senin.

Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, yakni prosesi Tonggeyamo dilaksanakan pada malam hari sambil menunggu hasil sidang Isbat Kementerian Agama RI, tahun ini Tonggeyamo digelar sore hari.

“Tonggeyamo tahun ini kita laksanakan di sore hari dengan pertimbangan jika dilakukan setelah sidang Isbat dan ada pengumuman dari Kementerian Agama, kita akan terburu-buru ke masjid untuk melaksanakan salat Isya dan tarawih,” ungkap Wakil Gubernur Gorontalo Idris Rahim di Kota Gorontalo.

Tonggeyamo dihadiri oleh sejumlah tokoh masyarakat, kepala daerah serta tokoh adat.

Dalam proses tersebut, pemuka adat akan melakukan melaporkan kepada pemimpin daerah mengenai penetapan Ramadhan. Hasil tersebut kemudian akan disampaikan pemimpin daerah  kepada masyarakat.

Terkait Surat Edaran Menteri Agama RI Nomor 3 Tahun 2021 tentang Panduan Ibadah Ramadan dan Idulfitri 1442 H/2021 M, ia mengatakan bahwa setiap masjid hanya bisa menampung setengah atau 50 persen dari jumlah jamaah dalam lingkungan masjid tersebut.

Ia menjelaskan upaya tersebut sebagai upaya untuk mencegah penularan COVID-19 di bulan Ramadan.

“Anjuran pemerintah ini harus kita laksanakan semaksimal mungkin dan sosialisasikan kepada masyarakat. Ini tahun kedua kita berpuasa di tengah pandemi COVID-19, oleh karena itu harus tetap memperhatikan protokol kesehatan sebagai upaya untuk mencegah, mengendalikan, dan memutus mata rantai penularannya," katanya.

Menurutnya apapun kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan ibadah pada bulan Ramadhan, umat muslim harus bersuka cita dan bergembira menyambut datangnya bulan suci tersebut.

Wagub mengajak seluruh umat muslim di Provinsi Gorontalo untuk memanfaatkan ramadhan untuk meningkatkan kualitas keimanan, serta mendoakan agar pandemi COVID-19 segera berakhir.*

Pewarta: Debby H. Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2021