Gorontalo (ANTARA) - Wali Kota Gorontalo, Marten Taha mengizinkan perayaan tradisi Tumbilotohe atau malam pasang lampu dengan syarat tidak menimbulkan kerumunan karena masih dalam masa pandemi COVID-19.
Ia menjelaskan, tradisi Tumbilotohe yang digelar tiga hari sebelum Lebaran itu selalu marak dengan kegiatan menyalakan lampu minyak, obor hingga lampu listrik di berbagai tempat dan hampir di setiap rumah.
"Silahkan melakukan kegiatan, tapi harus menghindari acara seremonial yang mengakibatkan adanya kerumunan," ujar Marten di Gorontalo, Rabu.
Marten Taha mempersilahkan bagi masyarakat yang ingin menyalakan lampu di kantor, rumah dan jalan atau tempat keramaian agar bisa disaksikan beragam jenis lampu yang ditampilkan.
Tapi ia melarang pelaksanaan kegiatan yang terpusat di satu tempat dan mengundang banyak orang, sehingga mengakibatkan kerumunan yang tidak terkendali.
"Itu kita hindari, dan saya sudah koordinasi dengan pihak keamanan, kita harus melaksanakan protokol kesehatan," ungkap Wali Kota.
Menurut Marten, masyarakat bisa menggelar festival Tumbilotohe dengan sederhana dan terbatas atau dipisah di sejumlah lokasi di Kota Gorontalo.
Sementara itu, salah seorang warga Lia Latif mengaku senang pelaksanaan tradisi Tumbilotohe sudah bisa digelar walaupun dengan terbatas.
Ia mengungkapkan, sudah dua tahun tradisi malam pasang lampu itu sepi, karena adanya pembatasan kegiatan masyarakat karena masih dalam masa pandemi.
Wali Kota Gorontalo izinkan tradisi Tumbilotohe dengan syarat
Rabu, 27 April 2022 22:14 WIB