Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO) - Data sementara pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gorontalo Utara menyebut, 2.7636 Kepala Keluarga (KK) tersebar di lima kecamatan mengalami krisis air bersih.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD, Nurdin Humolungo, Jumat, di Kwandang, mengatakan, pihaknya sedang mengumpulkan data wilayah terdampak bencana kekeringan di kabupaten ini.

Yaitu, di Kecamatan Ponelo Kepulauan menjangkau dua desa, masing-masing Desa Ponelo 308 KK dan Desa Tihengo 208 KK.

Kecamatan Tomilito, Desa Jembatan Merah 213 KK, Milango 183 KK, Bulango Raya 193 KK, Molantadu 221 KK dan Tanjung Karang 240 KK.

Kecamatan Atinggola, Desa Imana 359 KK dan Kecamatan Anggrek, Desa Hiyalo Oyile 219 KK, Iloheluma 52 KK dan Putiana 354 KK.

Serta Kecamatan Sumalata Timur, Desa Bubalango 86 KK. "Ini baru data sementara, sebab kami masih menunggu data-data yang akan masuk dari pemerintah desa lainnya terkait dampak kekeringan yang melanda wilayah ini," ujar Nurdin.

Sejauh ini kata dia, belum ada tindak lanjut mengatasi bencana kekeringan mengingat pihaknya baru akan mengajukan telaah anggaran untuk penanganan terfokus bagi masyarakat terdampak.

Tidak hanya itu, areal persawahan seluas 192 hektare serta ladang jagung 1.601 hektare mulai mengalami kekeringan. Bahkan sumber air dari bendungan Posso yang mengairi ratusan areal persawahan di wilayah Kecamatan Kwandang pun mulai kering.

Sementara ini yang terpantau kata Nurdin, kekeringan terparah dirasakan masyarakat di Ponelo Kepulauan.

Mereka hanya mengandalkan satu-satunya sumber air gunung di Desa Ponelo sehingga masyarakat terpaksa berebutan untuk mengantri agar bisa mendapatkan air bersih untuk keperluan rumah tangga.

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2015